꧁☬𒆜*༆BAB 15༆*𒆜☬꧂

11 1 0
                                    

Kali ini, Afifah berjalan perlahan menuju pasar dan mendorong gerobaknya. Ia memikirkan hal itu berulang kali. Tak henti-hentinya ia melamun dan termenung.

Hingga akhirnya, ia sampai di pasar dan berjualan walau perasaannya yang kini ia harus lawan demi mencari rejeki. Hatinya terasa berat dan ia tak fokus pada dagangannya.

"Hm, kamu ini bagaimana Afifah! Saya beli kue bolu! Kenapa saya di beri kue basah?" tegur seorang pelanggan.

"Aa! Astagfirullah! Maafkan saya, Bu! Saya lupa! " Afifah tersadar dan ia sedikit panik.

"Kamu ini niat berjualan atau tidak? Syukur belum saya buka kemasannya! Kan rugi saya!" ucapnya lagi.

"Maaf Bu!" bisik nya.

Akhirnya pelanggan itu pulang dan Afifah menutup matanya. Ia benar-benar merasa kesal dalam hatinya. Ia hanya bisa pasrah dengan keadaannya kini.

Dengan langkah kaki yang pelan, ia berjalan menuju tempat ibadah. Di sana, ia menggelar sajadah dan memanjatkan doa. Ia menangis dalam diam.

"Tolong bantu hamba ya Allah!" bisik nya.

Akhirnya ia mengusap wajahnya dan kembali menuju gerobaknya. Di tengah perjalanan, ia terkejut menatap gerobak dagangannya begitu ramai pengunjung.

Sontak membuatnya berlari kecil menuju gerobak. Akhirnya ia berdesak-desakan di antara para pembeli yang membeludak. Matanya langsung tertuju pada sosok pria.

Ia terkejut. Detak jantungnya berdegup kencang. Sebuah senyuman terpancarkan diantara kedua pipi pria itu. Dengan sopan dan ramah, ia melayani para pembeli.

Akhirnya para pembeli pergi dan pandangannya tak berpaling dari pria itu. Pria itu menoleh dan tersenyum tenang menatapnya. Langkah kaki Afifah tampak gemetar.

"Kang Armand!" bisik nya.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Where stories live. Discover now