꧁☬𒆜*༆BAB 75༆*𒆜☬꧂

6 1 0
                                    

Penyakitnya terus menggerogoti dirinya. Armand selalu menyemangati Afifah agar kuat melewati serangkaian pengobatan yang mengancam nyawa itu.

Air mata Armand tak henti-hentinya menetes. Ia begitu tegar menemani Afidah yang sering kali tak kuasa menahan sakitnya pengobatan itu. Setiap malam, Armand selalu terjaga dari tidurnya.

Ia terpaku menatap sosok wajah. Sosok wanita yang selama ini membuatnya merasakan cinta yang luar biasa. Alat suntik, pengambilan sampel darah, serta obat-obatan yang selalu mengisi hari-hari Afifah.

Ia hanya bisa menangis dan menangis. Dalam hati selalu berdoa, dalam batin selalu berpasrah. Dengan tubuh yang gemetar, ia menahan sebuah jarum suntik yang kini menusuk tubuhnya.

Ingin hati berteriak, tetapi bibir ini seperti terkunci. Armand tak pernah melepaskan genggamannya pada Afifah. Seringkali Armand menangis menatap Afifah.

Hingga suatu ketika, di malam hari yang begitu cerah dengan hamparan bintang kecil yang bersinar dengan cerah layaknya sang rembulan. Angin berhembus menerbangkan beberapa dedaunan.

"Assalamu'alaikum!" sapa seseorang yang hendak masuk ke dalam ruang perawatan Afifah.

Afifah membuka matanya sembari menoleh kearah nya.

"Zaki!" bisik Afifah.

"Ya Afifah!" bisiknya.

"Waalaikumsalam!" bisik lemah Afifah.

Tanpa mereka sadari, Armand tiba di hadapan mereka. Seketika emosi Armand bangkit dan matanya menatap tajam pada Zaki.

"Kang!" bisik Afifah.

Seketika Armand menarik tubuh Zaki dan mendorongnya keluar ruangan. Afifah terkejut menatapnya. Seketika pintu di kunci.

Armand berusaha menahan semua emosi yang ada pada dirinya. Armand mendekati Afifah sembari tersenyum penuh kesabaran. Afifah termangu menatapnya.

"Kang!" bisik Afifah.

Armand memegang kedua tangannya dan duduk di sampingnya.

"Afifah boleh minta sesuatu Kang?" ucap Afifah.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang