꧁☬𒆜*༆BAB 72༆*𒆜☬꧂

8 1 0
                                    

Armand terdiam sejenak sembari melepaskan kacamata minusnya. Afifah berdiri dan menatapnya. Ia ingin sekali berbicara pada Armand tetapi ia sangat canggung.

Ia menarik napas dalam sampai akhirnya memberanikan diri untuk berbicara walau pelan.

"Di makan ya Kang, ini nasi goreng untuk Akang!" bisik Afifah.

Armand tak meresponnya. Ia hanya terdiam dan membaca buku. Afifah terdiam menatapnya lagi. Akhirnya Afifah menundukkan kepalanya dan beranjak pergi meninggalkan Armand.

Dengan cepat, Armand bangkit dan meraih tangan Afifah. Afifah terkejut dan jatuh ke dalam pelukan Armand. Ia memeluknya dengan erat. Seakan tak mau lepas dan takkan pernah bisa lepas, Armand merangkulnya.

Air mata Afifah langsung menetes begitu saja. Mereka terdiam sejenak. Terdengar detak jantung Armand yang begitu kencang. Terasa hangatnya napas Armand berhembus.

"Maafkan Akang!" bisik nya.

"Akang!" bisik pelan Afifah.

"Maafkan Akang, Afifah! Akang tak bermaksud untuk menyakiti Afifah! Akang tahu, sikap Akang begitu keras pada Afifah! Akang begini karena cemburu! Maafkan Akang!" kata Armand menitikkan air mata.

"Ya Kang! Afifah minta maaf! Semuanya itu tidak seperti yang Akang kira! Afifah tidak cinta pada Zaki! Akang lah yang paling Afifah cinta! Tolong Kang! Maafkan Afifah! Afifah malu!" ucap Afifah menangis.

"Akang yang seharusnya malu! Akang berlaku kasar pada Afifah!" sahut Armand.

Mereka pun berbincang sembari meluapkan segala emosi jiwa. Mereka berderai air mata. Saling merangkul satu sama lain. Afifah begitu erat memeluknya.

Tiba-tiba setetes darah mengalir dari hidung Afifah. Menyadari akan hal itu, Armand kaget bukan main. Ia melepaskan rangkulannya perlahan sembari memegang pipi Afifah.

"Afifah! Hidungnya kenapa berdarah!" kata Armand kaget.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu