꧁☬𒆜*༆BAB 46༆*𒆜☬꧂

8 1 0
                                    

Afifah menoleh dan tersenyum tipis. Armand mendekatinya dan duduk di sampingnya. Armand tersenyum tenang. Afifah menunduk dan tampak malu.

"Oh ya, panas-panas seperti ini! Bagaimana jika Afifah mengantar Akang untuk mencukur rambut Akang? Akang sudah bosan dengan rambut gondrong ini! Akang mau terlihat rapi supaya Afifah suka sama Akang!" katanya santai.

Afifah terkejut dan wajahnya memerah. Matanya sedikit melotot sembari menoleh ke arah Armand secara spontan. Armand tersenyum menatap ke depan kemudian kembali menatapnya jua.

"Hm, baiklah Kang!" bisik Afifah.

Lalu Armand pun mengajak Afifah menuju jasa pemotongan rambut. Dengan mengendarai sepeda gayung, Afifah duduk di boncengan belakang. Tanpa di sadari, Armand senyum-senyum sendiri ketika Afifah memegang pinggangnya.

Tak lama kemudian, mereka sampai. Armand langsung duduk di kursi dan seorang pria mendekatinya. Afifah duduk menunggu seorang diri. Tak lama kemudian, Armand menghampiri dirinya.

Betapa terkejutnya Afifah saat melihat penampilan Armand yang kini berubah menjadi lebih tampan dan rapi. Armand tersenyum sembari menggosokkan sisa rambut yang menempel di lehernya.

"Terimakasih ya Mas! Bagus sekali cukurannya! Saya suka! Oh ya, kembaliannya ambil saja ya! Lumayan Rp. 10.000!" kata Armand.

"Siap Kang Armand! Terimakasih ya!" ucap santun tukang cukur itu.

"Mari saya pamit dulu! Terimakasih! Assalamu'alaikum!" ucapnya sembari mengangkat tangan kanan nya.

"Waalaikumsalam!" sahut tukang cukur.

Afifah tak dapat berkata apapun. Lidahnya kelu, bibirnya tertutup rapat. Akhirnya, Armand mengajaknya berbelanja di sebuah warung. Di sana, mereka tengah menikmati minuman dingin bersama di tengah panasnya terik matahari.

Tak lama kemudian, Armand mengajaknya pulang dan beristirahat. Afifah masih tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia mulai merasakan sesuatu di dalam benaknya.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang