꧁☬𒆜*༆BAB 49༆*𒆜☬꧂

11 1 0
                                    

Afifah terbujur kaku. Ia terdiam sejenak.

"Sudah syukur dapat suami kaya! Tampan pula! Kenapa ya dia itu seperti itu! Tak kenal budi pula! Rugi pakai cadar kalau akhlaknya tidak bisa di perbaiki! Lebih baik lepas saja itu cadar! Buat malu saja!" sambung mereka kemudian.

Mendengar tentang hal itu, Afifah merasa sakit hati. Ia berusaha menahan air matanya yang siap meluncur di kedua pipinya. Akhirnya, Afifah selesai berbelanja dan pulang ke rumah.

Setelah selesai membereskan pekerjaan rumah, Afifah termenung seorang diri memikirkan apa yang telah mereka katakan tentang dirinya.

Benar saja, air matanya menetes begitu saja melewati pipinya yang merah merona. Terasa begitu sakit dan menusuk ke relung hatinya mengingat perkataan itu.

Malam pun tiba. Armand tiba di rumahnya. Afifah membukakan pintu dan Armand mengajaknya duduk di meja makan. Armand tersenyum menatapnya.

Afifah menyiapkan makan malam untuk Armand dan duduk di sampingnya. Mereka terdiam sejenak. Mereka tampak canggung sampai akhirnya, Armand berbicara.

"Oh ya, Afifah bisa tutup matanya? Akang mau beri Afifah sesuatu!" kata Armand.

Afifah mengangguk pelan dan menutup kedua matanya. Armand pun tengah menyiapkan sesuatu di hadapan Afifah. Tak lama kemudian Armand selesai menyiapkannya.

"Nah, sekarang Afifah buka matanya!" kata Armand senang.

Afifah membuka matanya perlahan dan sedikit terkejut menatap sebuah rangkaian bunga mawar yang indah. Armand tersenyum lebar sembari menatapnya dalam-dalam.

Afifah terharu dalam hati. Entah apa yang ia rasakan, ia bahagia. Walau ia tak dapat mengatakannya secara langsung,Afifah menundukkan kepalanya dan seketika sesuatu terlintas di benaknya.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Where stories live. Discover now