꧁☬𒆜*༆BAB 30༆*𒆜☬꧂

9 1 0
                                    

Benar saja, tampak tubuh Ega yang di selimuti kain putih kini terbaring lemah tak bernyawa di atas tempat tidur pasien. Air mata Afifah terus menetes. Tangisnya pecah.

"Kakak!"Afidah menyibak kain itu dan berteriak.

Afifah memeluk tubuh Ega yang terbujur kaku. Armand tak kuasa menahan kesedihan yang di rasakan oleh Afifah. Ia pun ikut menitikkan air mata. Aliyah menangis.

"Jangan kakak! Tolong bangun! Kakak sudah berjanji dengan Afifah bahwa kakak akan sembuh! Bangunlah kakak! Afifah disini sudah mengikuti permintaan kakak! Sekarang kakak harus melihatnya! Ayo buka mata kakak! Kak Ega! Afifah disini! Kakak!" teriak Afifah histeris.

Armand menahan tubuh Afifah yang hendak tumbang, lemah tak berdaya. Keesokan harinya, jenasah Ega di makamkan di pemakaman umum desa tersebut.

Air mata dan doa mengiringi kepergiannya. Afifah tampak terpukul dengan kejadian tersebut. Tak henti-hentinya ia mengusap batu nisan sang kakak.

Ada Armand di samping Afifah yang selalu menguatkan dirinya. Aliyah berdiri dan menangis di samping Zaki. Zaki tak dapat berkata apapun. Lidahnya kelu.

Tak lama kemudian, upacara pemakaman berakhir. Semuanya pulang ke rumah masing-masing. Afifah masih menangis dan terbalut duka. Hatinya terluka, batinnya tersiksa.

"Afifah, ayo kita pulang! Jangan terlalu berlarut dalam kesedihan!" ucap Armand.

Afifah menoleh dan Armand memegang tangannya. Akhirnya, Afifah dan yang lainnya pulang menjauhi pemakaman umum itu. Sungguh membuat hati teriris.

Hanya doa kini yang bisa Afifah lakukan demi sang kakak. Malam itu, adalah malam pertama bagi mereka. Mereka tinggal di sebuah rumah sederhana milik Armand.

Demi menikmati waktu berdua, Armand tidak tinggal bersama sang Ibu untuk sementara waktu. Malam itu juga, Afifah tengah duduk di atas tempat tidur.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang