꧁☬𒆜*༆BAB 51༆*𒆜☬꧂

9 1 0
                                    

Terkadang disaat tertidur, Armand selalu mengecup kening Afifah yang tengah tertidur pulas. Tak ketinggalan sebuah rangkaian bunga yang indah yang selalu ia hadiahkan untuk Afifah.

Tetapi tetap saja, hal itu membuat Afifah masih kaku dan Armand kehabisan akal. Akhirnya ia mengeluarkan jurus terakhirnya. Pagi itu, Afifah tengah menyiapkan sarapan.

"Afifah! Bisakah kau kemari membantu Akang, sayang!" jeritnya.

Afifah berjalan sembari menghampiri kamar Armand.

"Ya Kang?" ucapnya.

"Tolong benarkan posisi dasi Akang ya!" kata Armand.

Awalnya Afifah malu-malu untuk melakukannya. Tetapi hal itu takkan bertahan lama. Ia memberanikan dirinya maju ke hadapan Armand dan memegang dasi di lehernya.

Armand nampak sengaja menyuruh Afifah untuk membantunya. Dalam hati, ia tampak senang bisa menatap wajah sosok wanita yang sangat ia cintai dari dekat walau tertutup kain cadar.

"Afifah sayang! Sekarang tak usah malu ya! Kalau duduk berdua sama Akang atau bicara sama Akang! Bisa kan cadarnya di buka? Akang ini kan mahram nya Afifah bukan?" ucapnya mantap.

Afifah terbujur kaku. Ia terdiam sejenak sembari menatap wajah tampak Armand. Detak jantungmu berdegup kencang. Armand menatapnya dengan senyuman. Akhirnya ia menunduk malu.

"Inshaa Allah, Kang!" bisik nya.

"Hm, ya! Akang paham! Afifah belum ada rasa apapun ya sama Akang?" ucapnya lagi.

"Hm, maaf Kang! Ini dasinya sudah selesai!" Afifah gugup.

"Terimakasih!" bisik Armand lembut.

Afifah terdiam sejenak sembari menoleh ke arah Armand yang kini berada sangat dekat dengannya. Afifah dapat merasakan hangatnya napas Armand yang berhembus.

"Hm, sama-sama Kang! Hati-hati!" ucapnya sembari melepaskan tangannya dari tubuh Armand.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Where stories live. Discover now