꧁☬𒆜*༆BAB 26༆*𒆜☬꧂

9 1 0
                                    

Air mata yang bercucuran itu terlihat jelas di wajah Afifah. Ega memegang tangannya. Afifah yang tersadar, langsung mengusap air matanya. Ia tersenyum pada Ega.

"Kakak tahu perasaanmu, Afifah! Maafkan kakak! Kakak mau bertanya, apakah kakak memaksamu?" ucap halus Ega.

Afifah menarik napasnya dan menggelengkan kepalanya. Ia masih tersenyum dalam tangis. Air mata tak hentinya mengalir. Ega tampak kasihan padanya.

"Maafkan kakak!" kata Ega.

"Jangan minta maaf kak! Afifah tahu, pilihan kak Ega adalah pilihan yang terbaik bagi Afifah! Afifah senang jika melihat kakak senang!" kata Afifah penuh keikhlasan.

Ega tampak tak kuasa melihat kesedihan Afifah. Ia mengangguk pelan. Sampai akhirnya, ia memeluk Afifah dengan erat. Afifah membalas pelukan itu dengan tangis.

"Maafkan kakak!" bisik Ega.

"Afifah bisa! Afifah pasti bisa! Hiks! Afifah pasti bisa!" ucapnya berulang kali sembari menangis tersedu.

Keesokan harinya, matahari terbit. Cahayanya yang begitu terang menembus celah-celah sebuah ruangan yang begitu megah dan mewah. Nuansa putih menghiasi ruangan itu.

Banyaknya bunga menambah manisnya pemandangan di setiap sudut gedung itu. Hidangan yang menggugah selera, minuman yang bisa melepas dahaga.

Musik iringan pun terdengar sayup-sayup di tengah kerumunan orang. Beberapa tamu undangan nampak memasuki gedung itu. Sementara itu, di sebuah ruangan sederhana.

Air mata berurai tak henti-hentinya. Di tengah kesendiriannya, ia mengusap air mata itu sembari menguatkan hatinya. Hari di mana menjadi impian semua orang, tetapi tidak bagi dirinya.

Ini adalah mimpi buruk bagi Afifah. Hari yang begitu mendebarkan kini berada di depan matanya. Tampak dirinya yang mengenakan gaun yang begitu indah nan mewah di balut dengan warna putih.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Where stories live. Discover now