꧁☬𒆜*༆BAB 32༆*𒆜☬꧂

9 1 0
                                    

Akhirnya, Armand tidur seorang diri di kamar. Sementara itu, Afifah termenung di dekat jendela ruang tamu. Ia menatap keluar, menatap indahnya langit malam. Tak seindah hatinya, ia hanya bisa menangis.

"Kak Ega! Kenapa kak! Hiks!" ucapnya menangis tersedu-sedu.

Beberapa hari kemudian, telah berlalu. Kini Afifah sudah tinggal bersama Armand dan Ibu mertuanya. Pagi itu, ia tengah memasak sesuatu di dapur seorang diri.

"Afifah!" sapa Armand.

Wajah Afifah berubah menjadi datar. Ia memperlambat gerakannya sembari mengaduk masakan. Armand berdiri di belakangnya. Armand berusaha tersenyum.

"Masak apa pagi ini? Pasti enak!" bujuk Armand.

"Masak sayuran!" singkat Afifah.

"Ya Afifah! Masak yang enak ya! Akang mau mencari Ibu dulu!" kata Armand.

Langkah kaki Armand pergi menjauhi dapur. Air mata Afifah menetes. Ia berusaha untuk tetap tegar dan melanjutkan masakannya. Sementara itu, di ruang tamu yang begitu megah dan mewah.

"Eh! Ya jeng! Bisa di lihat disini! Ini merk brand terbaik di kota Jakarta!" ucap beberapa wanita yang tengah asyik melihat sebuah majalah.

"Ya, benar sekali jeng! Tapi aku sudah punya yang itu! Aku bosan! Mungkin aku mau cari yang lain saja!" ucap Ibu Armand.

"Uh! Pasti uangmu banyak jeng! Kamu kan orang kaya! Benar tidak?" kata mereka.

Ibu Armand tertawa dan mereka bersenda gurau. Perlahan, Afifah mendekati Ibu Armand dan membawakan mereka minuman. Tanpa di sadari, Armand menatapnya dari pintu masuk ruangan itu.

Bibirnya tersenyum menatap keluguan Afifah. Kehadiran Afifah membuat mereka diam seketika. Tampak wajah Ibu Armand berubah menjadi datar.

"Maaf Bu! Silahkan di nikmati dulu makanan dan minumannya!" tawar Afifah pelan.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang