꧁☬𒆜*༆BAB 8༆*𒆜☬꧂

17 1 0
                                    

Seketika Ega terdiam sejenak dan beranjak pergi. Ia menggerakkan kursi rodanya. Afifah keheranan menatapnya.

"Kak! Kak Ega mau kemana?" lugu Afifah.

Ega tak menghiraukan perkataannya dan Afifah mengerutkan bibir merahnya. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Dengan cepat, Afifah membukakan pintu.

Betapa terkejutnya ia saat melihat sosok berbadan gagah dan bidang itu berdiri di hadapannya kini. Matanya tak dapat berpaling. Tampak senyum manis dari orang itu.

"Assalamu'alaikum!" katanya memberi salam.

"Wa, waalaikumsalam!" gagap Afifah.

"Hai Afifah! Apa kabar?" tanya nya.

"Alhamdulillah baik! Ayo masuk dulu! Alhamdulillah syukurlah susah sampai!" ucap Afifah menyambutnya dengan senyuman lebar.

"Haduh! Apaan sih kalian ribut-ribut! Eh, Mas Zaki?" ucap Aliyah menghampiri mereka dan seketika kaget menatap sosok pria itu.

Benar saja, ia bernama Zaki. Ia berusia 25 tahun. Seorang pria yang mengabdikan dirinya pada kepolisian. Ia merupakan anak dari seorang jenderal Polri.

Sosok dengan kulit putih, wajah rupawan dan badan yang ideal. Itulah yang menggambarkan sosok Zaki. Zaki adalah sahabat dekat Afifah. Tanpa sepengetahuan mereka, Aliyah tengah menyimpan perasaan padanya.

Begitu pula dengan Afifah. Ia hanya bisa terdiam dan tidak memberitahu akan perasaannya pada Zaki. Pertemanan itu membawa dirinya merasakan sesuatu yang lebih di hati.

"Ya! Halo!" sapa Zaki.

Spontan Aliyah maju ke hadapan Zaki dan memeluknya dengan erat. Afifah kaget bukan main. Ia menahan rasa sakit hatinya ketika melihat hal itu. Wajah Afifah berubah menjadi datar.

Zaki yang tersadar, langsung melepaskan pelukannya. Aliyah tampak senang dalam hatinya. Ega pun menghampiri mereka.

"Wah! Zaki! Apa kabar? Syukurlah kau sudah tiba! Oh ya, bagaimana dengan tugasmu selanjutnya?" ucap Ega.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang