꧁☬𒆜*༆BAB 23༆*𒆜☬꧂

9 1 0
                                    

"Tidak! Kami hanya menunggu kedatangan Mas Ega pulang ke rumah! Dan alhamdulillah tadi kata dokter, Mas Ega sudah boleh di rawat di rumah! Sehat selalu ya, Mas!" kata Armand.

Zaki terdiam dan sesekali melirik ke arah Afifah yang terbujur kaku di belakang kursi roda Ega. Akhirnya Aliyah duduk di samping Zaki. Mereka terdiam sejenak sampai akhirnya Ega yang bersuara.

"Hm, begini! Sekarang adalah waktu yang tepat untuk memutuskan sesuatu!" ucap Ega.

Afifah kaget dan menoleh ke arah Ega. Armand melirik ke arah Afifah. Aliyah tampak senang sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Ia tampak bangga di dalam dirinya.

"Afifah!" ucap pelan Ega.

Afifah menunduk dan menoleh kembali. Otaknya tak dapat berpikir dengan jernih. Hatinya kacau perasaannya tak menentu. Ia bingung setengah mati.

"Hm, kalau misalnya Afifah belum siap! Tak apa jika!" Armand belum selesai bicara.

"Tunggu!" kata Afifah sembari menunduk.

Semua menoleh ke arah Afifah. Aliyah tampak menatap tajam padanya. Ia tersenyum angkuh. Afifah terdiam sejenak sampai akhirnya ia mengangkat dagunya.

"Bismillah! Maafkan Afifah, selama ini kalian semua harus menunggu jawaban ini! Dan Afifah sudah memutuskan apa yang harus Afifah lakukan!" ucap Afifah.

Ia berusaha menguatkan dirinya. Ia menunduk kembali. Detak jantungnya berdegup kencang. Zaki menatapnya dengan tatapan tajam. Dengan satu tarikan napas, ia kembali menatap mereka lagi dan lagi.

"Bismillah! Afifah terima lamaran Kang Armand! Afifah siap!" ucapnya penuh ketegaran.

Zaki kaget buka main. Matanya melotot menatap Afifah. Ia tak percaya dengan apa yang di katakan oleh Afifah. Ega tampak senang dan Aliyah merasa bangga dalam dirinya.

Afifah menunduk dan wajahnya memerah. Ia berusaha menahan air matanya. Seakan tahu tentang perasaan Afifah, Armand memberikan senyumannya.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Место, где живут истории. Откройте их для себя