꧁☬𒆜*༆BAB 7༆*𒆜☬꧂

16 1 0
                                    

Akhirnya, ia simpan hal itu sebagai rahasia bagi dirinya sendiri. Malam itu, tampak angin sepoi-sepoi mengenai ranting dan dedaunan. Afifah tidak bisa tidur.

Ia berjalan pelan beberapa kali di depan meja belajarnya. Ia tampak bingung. Matanya tampak layu seakan tak kuasa menahan kantuk yang berlebih.

"Ya Allah! Afifah mohon ampun ya Allah! Bantu Afifah ya Allah! Apakah Afifah benar-benar menyukainya? Tapi, apakah Afifah pantas bisa memilikinya, ya Allah?" gumamnya seorang diri.

Akhirnya ia duduk di atas tempat tidur. Perlahan, kantuknya sudah tidak bisa tertahan lagi. Ia merebahkan tubuhnya sembari menyelimuti dirinya dengan selimut.

Akhirnya ia tertidur dengan pulas. Beberapa hari kemudian telah berlalu. Setiap hari, Afifah dan pria itu selalu berjumpa di pasar. Canda tawa menghiasi hari-hari mereka. Hingga kini di sebuah malam hari yang begitu tenang.

Afifah tengah bersenda gurau dengan sang kakak yang tengah duduk di atas kursi roda. Afifah tengah membawa sehelai kain jahit hasil karya miliknya.

"Kak! Bagaimana dengan ini? Apakah ini bagus?" tanya Afifah terhadap apa yang ia buat.

"Hm, ya ya! Kakak suka! Kau pintar juga ya! Hahaha!" ucap Ega senang.

Afifah tersenyum senang dan tampak gigi putih itu berjajar. Ega tampak senang menatap Afifah. Sementara itu, dengan kaki kanan di angkat di atas meja, Aliyah menikmati camilannya sembari memainkan ponselnya.

"Oh ya, Afifah! Ternyata Kang Armand sudah pulang dari kota ya? Dia menjadi penyanyi yang sukses!" ucap Ega.

"Hm, ya kak! Kang Armand memang orang yang serba bisa! Dia hebat! Tapi kenapa sampai sekarang dia masih jomblo ya?" ucap Afifah.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Where stories live. Discover now