꧁☬𒆜*༆BAB 9༆*𒆜☬꧂

16 1 0
                                    

"Ya kak, mungkin untuk saat ini aku akan menikmati hari libur ku beberapa bulan! Setelah itu, aku akan kembali bertugas di daerah Sumatra!" jelas Zaki.

Afifah hanya terdiam menatap tingkah Aliyah yang merangkul tangan Zaki. Tampak mimik wajah Aliyah yang penuh dengan rayuan. Akhirnya, mereka masuk dan berbicara bersama.

"Hm, ya! Alhamdulillah kakak masih kuat sampai sekarang! Mungkin kakak akan menjalani pengobatan lagi jika ada uang!" ucap Ega.

Zaki menunduk dan terdiam sejenak. Aliyah duduk di sampingnya. Sementara Afifah mengambilkan mereka minuman. Zaki memperhatikan Afifah.

Tampaknya Zaki pun juga suka dengan Afifah. Hanya saja ia berusaha untuk menyembunyikannya hingga waktu yang tepat, ia akan mengatakannya pada Afifah.

"Oh ya, bagaimana dengan pekerjaan mu? Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Zaki pada Afifah.

"Hm, ya! Dia baik-baik saja kok Zaki! Oh ya, apakah kau mau menemaniku besok? Aku mau pergi sebentar ke pasar!" ucap Aliyah tiba-tiba.

Afifah hanya terdiam dan duduk di samping Ega. Ega tampak keheranan menatap Aliyah. Lalu mereka berbincang bersama. Sampai akhirnya terdengar suara ketukan pintu.

Afifah berjalan dan membukakan pintu rumahnya.

"Kang Armand?" bisik nya.

"Assalamu'alaikum!" sapanya.

Benar, ia adalah Armand. Seorang pria berusia 30 tahun yang tampak awet muda. Ia merupakan anak satu-satunya dari sebuah keluarga saudagar kaya di desa itu.

Rambut gondrong sebahu dan berkulit putih. Senyuman manis dan bibir yang tipis. Itulah sosok Armand. Mendengar ucapan salam itu, mereka semua menoleh ke arah luar pintu.

"Waalaikumsalam!" ucap Ega.

"Waalaikumsalam!" bisik malu Afifah.

Armand menatapnya dan tersenyum manis. Akhirnya ia di persilahkan masuk. Aliya yang duduk di samping Zaki seketika tersenyum nakal.

꧁𒆜Sajadah Panjang𒆜 ✒The End☬꧂Where stories live. Discover now