(40) Kuharap Ini Terakhir Kalinya Kami Berselisih.

54 16 6
                                    

Mikazuki Tora

Kata kunci:

~Twin Secret~

Mendadak dapur apartemenku menjadi agak sempit, sebab ada tiga orang yang berdiri di dalam. Minami sibuk mencuci piring, aku di sampingnya mengelap dengan telaten, dan Tachibana bertugas meletakkan di rak.

"Menginap di sini? Jangan bercanda," kataku menatap Tachibana tak percaya.

Tachibana mendelik, merebut piring di tanganku dengan dengusan. "Aku kan bilang menginap di sini, bukan di kamar Tora-kun."

"Hei! Apa maksudnya itu?" Mendadak wajahku memerah. Kenapa Tachibana makin ke sini mulutnya makin tidak terkontrol? Suara tawa kecil dari sebelah kiri membuatku menoleh pada Minami. "Apa yang lucu?"

"Aku rasa Kuru-nee bisa tidur di kamarku. Aku bisa pinjamkan piamaku juga," sahut Minami kalem.

"Nah! Minami saja setuju!"

"Ah, terserah, deh!"

Sudah jelas yang kupermasalahkan bukan masalah di mana Tachibana akan tidur, tapi Tachibana malah pura-pura tidak tahu.

Tadi sore, sepulang dari Kafe Manga, kami berdua langsung disambut oleh Mayumi dan Taro. Minami mengomeliku karena pulang terlambat. Untungnya Mayumi dan Taro senang, sebab Tachibana akhirnya datang lagi setelah hampir dua minggu tidak muncul. Seperti biasa, Taro akan sangat manja dengan Tachibana, dan pertanyaan Mayumi tentang keberadaan Pangeran—astaga, aku bersumpah ini terakhir kali aku menyebut Kazuhiro dengan penggilan itu—dijawab Tachibana seolah mereka masih baik-baik saja.

Setelah itu Ibu pulang, kami makan malam dengan gembira. Ibu berterima kasih pada Tachibana untuk nilai-nilaiku yang naik di ujian tempo hari, sama halnya saat Kazuhiro makan malam terakhir di sini. Tachibana dan Kazuhiro sama saja, mereka akan tersenyum sopan pada Ibu, lalu tersenyum penuh kemenangan padaku diam-diam.

Menyebalkan!

Sebenarnya, Minami hanya memintaku untuk mengelap piring karena ingin mengerjakan PR. Namun, Tachibana tiba-tiba ingin ikut. Untuk menghindari risiko piring pecah, dan memperkerjakan tamu—apalagi tamu macam Tachibana—dia pun mendapat tugas meletakkan piring di rak.

Kupikir, setelah ini Tachibana akan menelepon sopir atau ibundanya, tetapi perkiraanku salah besar. Aku tahu kalau ada apa-apa, yang kena masalah bukan Tachibana, tapi aku! Dari cerita Tachibana, aku hanya bisa menyimpulkan keluarganya itu seram! Salah-salah, keluarga Mikazuki akan tinggal nama!

"Tachibana, boleh kita bicara?"

Tachibana menoleh, mulutnya terbuka seolah ingin mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya dia mengangguk. Keadaan sudah sedikit lebih tenang. Minami sedang memandikan Mayumi dan Taro, dan Ibu beristirahat di kamar. Nyaris tak ada tempat untuk kami bicara, tetapi untuk sekarang aku menuntun Tachibana kembali ke ruang tengah.

"Aku serius soal menginap," cetus Tachibana sebelum aku sempat menyuruhnya duduk. "Aku belum pernah menginap di rumah teman, selalu tak boleh. Aku tidak pernah dapat teman perempuan. Menginap di rumah Kazu-kun lebih mustahil lagi." Tachibana meremas ujung kaus olahraga sekolah yang sedang ia kenakan. "Memangnya salah, ya?"

Kalau Tachibana menatapku dengan tatapan lemah seperti ini, apa yang harus aku perbuat? Kenapa dia terlihat seperti aku mengusirnya, sih? Lalu, kenapa aku justru menganggap wajahnya sekarang cukup manis?!—oke, aku terlalu sering terdistraksi akhir-akhir ini.

"Bukan begitu. Soal ingin menginap sama sekali tidak salah. Tapi Tachibana tahu sendiri kan, ibu Tachibana bagaimana?"

"Karena aku tahu Okaa-sama bagaimana, makanya aku memutuskan untuk melakukan ini," potongnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 16, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Twin SecretWhere stories live. Discover now