(8) Marah. Aku Sangat Marah.

134 25 119
                                    

Mikazuki Tora

Kata kunci: manusia

~Twin Secret~

Sudah beberapa hari ini aku pergi sekolah naik mobil Porsche yang empuk. Artinya, sudah beberapa hari pula aku ke Kelas Artis, menaiki tangga hingga lantai atas untuk pergi ke atap, hanya gara-gara Kazuhiro dan Tachibana memaksaku makan siang bersama. Meskipun masih dapat tatapan tajam dan cibiran, tidak ada yang benar-benar mencegahku selama perjalanan. Sepertinya dua sejoli itu sudah mengeluarkan sejenis ultimatum. Entahlah.

Untung saja aku dari lantai tiga, jadi hanya perlu naik dua lantai lagi. Sebenarnya capek juga, tapi hitung-hitung latihan. Aku bahkan menolak tawaran Tachibana saat dia mengajakku turun dengan lift. Bukannya aku benar-benar ingin menghabiskan tenaga, akan tetapi lift terletak di tengah gedung, sehingga aku harus berjalan melewati lorong yang penuh dengan murid Kelas Artis.

Ogah banget.

Hari ini, perilaku Kazuhiro dan Tachibana sama saja. Hanya saja, Kazuhiro bukan menari atau apa pun, tetapi menonton variety show EXO. Aku tahu karena di mengajakku menonton juga. Sedangkan Tachibana sibuk menggambar. Kazuhiro bilang dia bikin doujinshi. Aku baru tahu Tachibana punya bakat di sana.

Semenjak hari Sabtu dan bertemu dengan adik-adikku, rasanya aku lebih melunak pada mereka. Perlu diingat, kadar mengesalkannya sama saja.

Hari ini Rabu, jadi setelah ini akan ada kelas gabungan. Aku ingin bergegas sebelum bel berbunyi. Kelas gabungan cabang lari terletak di lantai dua, tepatnya kelas 1.C.

Namun, saat aku sampai di tangga terakhir, jalanku dihalangi oleh empat orang perempuan. Dari seragam dan pernak-pernik berkilau yang digunakan, tentu saja mereka murid kelas Artis. Aku mengenali dua dari mereka. Yang berdiri paling depan dengan rambut pirang adalah yang mengataiku penguntit dan mengancam akan memanggil pengawal waktu itu, tag namanya terbaca Uchibayashi Reika. Sedangkan di sebelahnya ada si wajah bayi dengan rambut lurus yang kemarin mencoba mencegahku makan siang saat pertama kali ke sini, Azuma Chinami.

"Ada apa, ya? Sebentar lagi bel mau berbuyi, lho," kataku agak kikuk. Meskipun aku lebih tinggi, rasanya cukup terintimidasi melihat pelototan mereka.

"Kau benar-benar bodoh, ya?" Uchibayashi Reika mengibaskan rambut. "Aku mau kau jangan muncul lagi di wilayah kelas kami, Penguntit!" Mulutnya memang paling pedas.

"Dream Couple tidak biasanya mengizinkan orang lain untuk ke atap." Kali ini Azuma Chinami yang berkata. "Itu adalah tempat spesial mereka. Sadangkan kau hanya ...." Dia kelihatan agak takut, tetapi sungguh-sungguh dalam ucapannya.

Keningku berkerut. Mereka memakai 'kau', kasar sekali. Tidakkah mereka tahu bahwa aku yang korban dan dipaksa untuk ke sini? "Kalian salah paham, Nona-Nona. Drimu Copperu kalian itu yang mengajakku bergabung."

"Justru itu! Mereka melakukannya agar kau tidak dihujat lagi, makanya bersikap baik. Kau peka, dong! Menjauhlah dari hidup mereka." Perempuan dengan rok sangat minim berbicara dengan kasar, membuat kernyitanku makin dalam.

Aku melirik ke lorong Kelas Atlet, kelihatannya orang-orang sudah mulai pindah kelas. Aku harus buru-buru.

"Ini peringatan. Jangan muncul di sini lagi. Kalau kau manusia, pasti mengerti," pungkas yang terakhir.

Meskipun sakit hati, aku tak punya waktu untuk meluruskan. "Aku mengerti. Sudah, ya. Aku terlambat!" Aku menerobos mereka dan berlari secepatnya. Mengerikan sekali, tadi itu aku dilabrak, 'kan? Kenapa orang begitu yakin aku orang jahatnya, sih?

~Twin Secret~

Lorong-lorong sudah cukup sepi saat aku turun menuju kelas 1.C. Berani bertaruh orang-orang sudah berkumpul di kelas menurut cabang olahraga masing-masing. Untungnya, sudah menjadi rahasia umum kalau para pelatih biasanya akan datang lebih lambat dari guru yang mengajar seperti biasa, jadi aku tidak begitu khawatir.

Twin SecretWhere stories live. Discover now