(3) Terkadang Katarina-san Memang Suka Bertingkah Aneh.

122 33 143
                                    

Mikazuki Tora

Kata kunci: gelap

~Twin Secret~

Di saat yang bersamaan, bel tanda waktu istirahat berakhir berbunyi. Kerumunan tadi terbelah pelan-pelan, memberi jalan pada dua orang yang memancarkan aura yang berbeda dari yang lain. Di saat seperti ini, aku jadi sadar betapa besar perbedaan antara aku dan mereka.

"Kalian masuk kelas saja, kalau ada guru yang melihat, bisa gawat." Kiyotaka-san tersenyum lembut saat mengatakannya. Aku berani bersumpah pupil para gadis itu berubah menjadi bentuk hati.

"Tapi, bagaimana jika Penguntit ini melakukan hal buruk pada kalian?" Si Gadis Pirang buru-buru angkat bicara, dan secara otomatis orang-orang di sekitarnya setuju.

Tachibana-san yang kini gantian tersenyum. "Tenang saja, kami akan menyelesaikan ini dengan cepat. Kalian tak perlu khawatir. Kazu-kun kuat, lho." Dia memeluk lengan Kiyotaka-san dengan satu tangan sambil mengedipkan sebelah mata.

Kali ini, wajah orang-orang itu bersemu merah karena malu. Sepertinya baru sadar akan betapa romantisnya pasangan ini. "Baik! Kami akan kembali ke kelas sekarang! Mohon hati-hati, Kurumi-sama, Kazuhiro-sama!" Mungkin, kalau aku tidak menyaksikan adegan kemarin, aku juga akan malu. Sayangnya, kali ini aku merasa tingkah mereka hanyalah akting.

"Jangan khawatir," balas Kiyotaka-san.

Apa, sih. Seolah-olah aku ini penjahat yang membawa pistol saja. Padahal aku justru korbannya di sini. Aku yang seharusnya berhati-hati.

Dalam waktu singkat, kerumunan orang tadi surut, dan hanya aku dan dua sejoli ini yang masih berhadapan. Aku berdiri di atas Jembatan Penghubung, sedangkan mereka masih di gedung. Kelas 2.A tepat berada di belakang, jadi kurasa karena itu mereka tidak begitu khawatir bila guru datang. Aku juga tidak perlu buru-buru, sebab setelah ini kami akan langsung latihan.

"Ada perlu apa mencari kami?" tanya Tachibana-san akhirnya.

Kemarahanku yang tadi teralihkan, sekarang muncul lagi. Aku menggertakkan gigi dengan tangan terkepal erat. "Aku melihat artikel tentangku di situs berita sekolah. Apa maksudnya itu?" Namun, aku berusaha sabar.

"Artikel?" Kiyotaka-san mengangkat sebelah alis. "Artikel apa?"

"Oh, mungkin tentang seseorang yang tertangkap basah?" sahut Tachibana-san dengan bibir mengerucut.

"Ah, yang lagi-lagi kita disebut sebagai Dream Couple itu?"

"Iya!"

"Jangan pura-pura tidak tahu!" bentakku menatap mereka tak percaya. Bagaimana mungkin mereka bisa bercakap santai di depanku seperti itu, menganggapku tidak ada.

Tachibana-san terkejut. "Mikazuki-kun kasar sekali."

"Kenapa mendadak menuduh kami yang tidak tahu apa-apa soal artikel itu?" Ekspresi Kiyotaka-san jelas sekali menantang, alih-alih memelas seperti milik Tachibana-san. Dia melipat lengan di dada, mengangkat dagu dengan gaya yang sombong. Ekspresinya tidak lagi seperti yang tadi.

Karena kesal, lantas aku bergerak mencengkram kerahnya. "Kau-"

"Mikazuki Tora. Siswa beasiswa penuh Kelas Atlet cabang atletik lari jarak pendek. Tahun lalu meraih medali perunggu di Kejuaraan Nasional SMA Jepang." Tanganku mematung sebelum sempat menyentuh kerah Kiyotaka-san. "Kalau berita tentangmu melakukan kekerasan muncul, aku ragu apa tahun ini masih bisa ikut kompetisi bergengsi itu? Atau yang paling parah ... apa masih bisa sekolah di Tokyo High?"

Twin SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang