(14) Ini Menyenangkan

68 23 115
                                    

Mikazuki Tora

Kata kunci: makhluk

~Twin Secret~

Siang ini langit lumayan cerah, aku mengunyah makan siang sambil menatap pagar pembatas di ujung sana tanpa ekspresi. Di sebelah kiri, beberapa pena dan tinta berserakan. Tachibana sedang menggambar sambil tengkurap. Sedangkan di sebelah kananku ...

Dashi seolleneun iyu
(Oh baby) gipge paein sangcheoga
Amulji antan geol ijeun chaero
Dashi tteollineun iyu (dashi tteollineun iyu Oh)
Na jeongdabeul andamyeon
Tto dashi sarangeul hagesseo?

"Bukannya Kazuhiro alergi serbuk bunga?"

Kazuhiro yang sedang asyik menari sambil duduk (hanya tangannya saja yang bergerak, kok) dengan mulut yang penuh dengan makanan menoleh padaku. Tachibana juga menoleh, kebetulan mulutnya juga sedang penuh tapi dengan biskuit cokelat.

"Kazu-kun hanya tidak enak badan dan tidak bisa pergi sekolah sambil bersepeda." Tachibana menjawab dengan wajah tanpa dosa. Sebenarnya, siang ini aku nyaris ingin makan di kelas saja, akan tetapi pesan yang muncul di ruang obrolan kami bertiga dari Tachibana yang memaksaku untuk datang, mau tak mau aku berangkat.

Siapa sangka saat aku tiba keadaan masih sama seperti hari-hari biasa?

"Jadi Tora pikir masih bisa menghabiskan lebih banyak waktu berdua saja dengan Kurumi?" Kazuhiro mendengkus sinis. Orang ini benar-benar iblis! Padahal tadi pagi Tachibana bilang dia yang suruh kami berdua pergi bareng.

"Tidak, kok!" elakku setengah kesal. "Aku pergi saja."

"Eh, jangan!" cegah Tachibana saat aku berpura-pura akan berdiri. "Kazu-kun, katakan sesuatu, dong."

"Tora, jangan pergi." Suara Kazuhiro terdengar datar dan monoton, alhasil tawa Tachibana pecah seketika.

Sebenarnya, aku tidak ingin benar-benar pergi. Wajahku terasa panas karena malu, akhirnya melotot tajam pada Kazuhiro. Dari hari ke hari, Kazuhiro makin menyebalkan saja. Terkadang dia akan menatapku lama dengan tatapan yang tidak mengenakkan. Jujur saja aku masih tidak begitu nyaman dengannya.

"Tora-kun, kapan sih murid Kelas Atlet pakai seragam normal?" tanya Tachibana setelah aku duduk dan baru selesai membuka kulit buah pisang.

"Jadi selama ini kami pakai seragam tidak normal?" balasku agak keki.

"Bukan." Tachibana menggeleng. "Habis, Tora-kun selalu memakai seragam olahraga, memangnya tidak dicuci?" tanyanya sambil membereskan peralatan menggambar yang berserakan. Aku takjub dia bisa-bisanya menggambar di tempat seperti ini.

"Aku punya dua celana olahraga, dan empat helai kaus. Untuk jaket, juga dua."

Tachibana hanya manggut-manggut, bergumam kecil tentang dia dan Kazuhiro hanya punya satu set.

Omong-omong tentang seragam, hari ini Kazuhiro dan Tachibana juga tidakk memakai sweter buntung. Kemeja hitam pekat lengan panjang dengan emblem sekolah membuat kulit putih mereka makin kelihatan cerah. Aku sendiri masih mengenakan kaus olahraga hitam lengan panjang, tetapi setidaknya aku tak lagi mencolok karena sebagian besar murid Kelas Artis juga mulai menanggalkan sweter mereka.

Bel tanda jam makan siang berakhir terdengar. Kami bertiga mulai membereskan barang-barang dan berdiri.

"Aku duluan, ya," pamitku pada mereka, tetapi panggilan Kazuhiro menghentikanku. Aku menatapnya penuh tanya.

"Apa semuanya aman?" tanyanya dengan wajah serius.

Keningku mengerut. "Apanya? Tentu saja aman." Aku mengangkat satu alis. "Aman-aman saja, kok," tekanku lagi saat melihat dia melebarkan mata dengan dahi sedikit mengerut, kelihatan terkejut.

Twin SecretDonde viven las historias. Descúbrelo ahora