(2) Lalu, Mata Kami Bertemu.

153 32 147
                                    

Mikazuki Tora

Kata kunci: langit

~Twin Secret~

Mak dapdapago
Sumi makigo
Naege ppajin geo matji?
Neomu geommeokji ma
Nan baro neoya neon
Summan shwieodo nae jjagi dwel tenilkka

Suara merdu dan tinggi dengan bahasa yang tidak kukenal terdengar. Oh, aku kenal bahasa itu. Bahasa Korea. Rasanya aku juga pernah dengar irama ini di suatu tempat. Namun, perhatianku justru terfokus pada sosok perempuan yang sedang duduk di kursi paling depan pas berhadapan dengan papan tulis.

Kaki kecilnya terangkat sebelah ke atas meja, menunjukkan celana pendek berwarna hitam dari rok yang tersingkap, sedangkan satu kaki lagi terlipat di atas kursi. Tidak ada anggun-anggunnya. Padahal, badan kecil itu punya tubuh ramping dengan rambut panjang hitam pekat yang menjuntai. Namun, yang membuatku memberengut adalah ekspresi mesum yang terpasang di wajah itu. Sebelah tangan menutup mulut, dan sekilas terlihat kover manga One Piece di tangannya.

"Sanji! Sanji!" Sosok yang kukenali lewat rumor itu mendadak menggeliat seperti cacing, membuat stoples biskuit cokelat tak sengaja tertendang hingga terjatuh, dan isinya tumpah beberapa. Tapi, dia sepertinya tidak peduli. "Ah, Kazu-kun! Kecilkan sedikit! Sanji-ku sedang mempertaruhkan nyawa!"

"Aku tak peduli!"

Feel the rhythm
Momi gieokaneun daero joa
Something unforgettable

Bentakan tadi membuatku sadar akan satu sosok lain yang sedang berdiri di depan papan tulis—bukan berdiri, tapi menari—dengan sangat bersemangat mengikuti gaya musik. Mungkin, jika saja lagu yang diputar bukan suara para gadis, dan yang menari bukan seorang laki-laki dengan tinggi lebih dari seratus tujuh puluh sentimeter, aku tidak akan merasa mual mendadak. Hal itu diperparah dengan fakta bahwa kemeja hitam sekolah dengan kancing terbuka itu menunjukkan sebuah kaus putih dengan tulisan Really Bad Boy berwarna pink tua di atas motif cakar berwarna hitam.

Baro jigeum
Mami heulleoganeun daero joa
Supyeongseon wireul naneun geoya

Bola mataku nyaris keluar ketika melihat gerakan pinggul yang digoyangkan. Aku ingat lagu ini! Mayumi pernah memutarnya di ruang makan menggunakan ponsel Minami. Aku bahkan tak yakin semua perempuan bisa menggoyangkan pinggul mereka seperti itu, tapi laki-laki ini—seorang Kiyotaka Kazuhiro—bergerak dengan sangat lentur dan mulus! Dan gadis mesum yang suka Sanji tadi juga tak lain dan tak bukan adalah Tachibana Kurumi!

Tanpa sadar aku sudah menahan napas. Ini adalah rahasia besar, dan aku harus kabur dari sini. Secepatnya.

"Mengintip itu tidak sopan, lho."

Baru saja membalikkan badan, bulu romaku seketika meremang, membuat kakiku membantu berkat suara lembut itu. Saat menoleh, sosok Tachibana Kurumi sudah berdiri tepat di depan pintu, tersenyum manis sambil mengapit manga One Piece di tangan kiri. Mendadak perasaanku jadi tidak enak.

"Kau ambil video tadi?"

Tubuhku terlompat terkejut saat sebuah tepukan ringan diberikan pada bahu, hanya untuk menyadari Kiyotaka Kazuhiro sudah berdiri tepat di sampingku. "Tidak! Pon-ponselku tertinggal di kelas!" akuku agak panik. Masalahnya, dia juga tersenyum lembut. Harga diriku sedikit terhina mendapati seorang laki-laki tersenyum sebegitunya padaku.

"Ini salah Kazu-kun karena tidak menutup pintu," omel Tachibana-san mengembuskan napas.

Kiyotaka-san yang kedua tangannya sedang meraba seluruh saku yang kupunya, seperti tidak mau disalahkan. "Yang masuk terakhir dan lupa menutup siapa?" Lalu ekspresinya sedikit berubah saat menemukan sesuatu—itu jam sukatku.

Twin SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang