(7) Mereka Tetap Saja Licik dan Punya Maksud Tersembunyi!

110 26 148
                                    

Mikazuki Tora

Kata kunci: dewasa

~Twin Secret~

Pada hari Sabtu, tidak ada istirahat makan siang khusus untuk Kelas Atlet. Akan tetapi, istirahat diberlakukan setiap satu setengah jam, sehingga ada dua kali istirahat selama lima belas menit. Dan murid akan dipulangkan jam satu siang.

Oleh karena itu, hanya mereka yang membayar untuk makan siang di sekolah yang berhak makan di kantin setelah waktu pulang. Selebihnya, bisa memilih untuk membawa bekal dan memakannya di sekolah, atau makan siang di rumah. Aku adalah golongan kedua.

"Parkir di luar saja. Kalian kan tamu," peringatku pada Kiyotaka-san saat dia menyetir mobil masuk ke dalam area apartemen. Para penghuni di sini memarkirkan mobil di lantai dasar, kurasa Kiyotaka-san tahu itu, dan aku hanya berjaga-jaga.

Ekspresi mereka berdua lebih bahagia dari yang kuduga. Aku tak yakin wajah itu hanya karena akan pergi ke rumahku, tapi pasti karena mereka senang sudah membuatku susah. Saat keluar dari mobil, aku melihat Tachibana-san merapikan rambut dan membawa dua buah majalah manga di tangan yang lain. Sedangkan Kiyotaka-san merapikan kerah. Hari ini mereka berdua sama-sama memakai sweater buntung berwarna merah marun. Padahal di sini aku yang baru selesai mandi, tapi lihat betapa berkilauannya mereka.

Perjalanan menuju apartemenku dihabiskan dengan obrolan yang didominasi oleh Kiyotaka-san dan Tachibana-san.

"Kenapa tidak naik lift saja?" gerutu Kiyotaka-san saat aku membimbing mereka ke tangga.

"Buat olahraga."

"Hari sudah siang dan kami kelaparan. Kenapa Tora-kun kejam sekali?" Kali ini Tachibana-san yang protes.

"Kalau tidak suka, kembali saja sana," balasku keki. "Lagipula, aku tak pernah mengizinkan kalian untuk memanggil namaku." Satu lantai lagi, dan kami akan sampai pada lantai tiga.

"Mentang-mentang ini tempatmu, jadi seenaknya, ya," sindir Kiyotaka-san.

Tachibana-san menarik sweter Kiyotaka-san seolah memberi kode. "Tora-kun, kita kan teman. Ayo panggil nama kami juga, untuk menunjukkan betapa dekatnya kita." Mata hitam itu berbinar cerah. Seandainya aku tidak tahu orang yang sama bisa membuat ekspresi mesum terhadap karakter dua dimensi, aku pasti akan luluh.

"Kurumi benar. Aku juga sudah memanggilmu Tora. Panggil saja aku Kazuhiro." Sudut bibir Kiyotaka-san naik sebelah. Aku bersumpah orang ini menyeramkan!

"Panggil aku Kurumi! Atau Kuru-chan!"

Aku menunjukkan ekspresi enggan pada Tachibana-san. "Aku masih bisa memanggil nama Kazuhiro, tapi Tachibana-san agak ..." Bahkan Kiyota-ah, maksudku Kazuhiro saja memanggil Tachibana-san dengan "Kurumi" dan Tachibana-san sendiri memakai "-kun". Aku sangsi mereka benar-benar sedekat itu.

Tachibana-san mengerucutkan bibir tidak senang. "Kalau begitu jangan pakai '-san'!"

"Baik, baik." Tachibana sangat keras kepala, jadi tidak ada gunanya membantah. Akhirnya kami berhenti di pintu dengan pelat nomor 324. Di papan identifikasinya juga ada nama keluargaku; Mikazuki. Kali ini, aku melihat pada mereka berdua dengan serius. "Dengar, aku tak peduli pada apa pun yang kalian lakukan padaku, tapi jika kalian melakukan sesuatu pada adik juga ibuku, aku tak segan-segan membocorkan rahasia kalian."

"Wah, galak," sindir Kazuhiro lagi.

"Tenang saja, Tora-kun! Kami mengerti tentang hal itu!" Tachibana menepuk dada dengan kepalan tangan, kelihatan bangga.

Twin SecretWhere stories live. Discover now