(20) Ah, Langitnya Masih Kelihatan Jauh.

50 24 66
                                    

Mikazuki Tora

Kata kunci: penjahat

~Twin Secret~

Ternyata, Kazuhiro tidak sendiri!

Ada satu orang lagi bersamanya, seorang perempuan yang memakai jaket bertudung dan masker hitam. Awalnya, kami tidak bisa lihat apa yang mereka lakukan. Ternyata Kazuhiro baru saja menarik pergelangan gadis berjaket, yang sedang memegang gunting.

Sekilas, aku bisa melihat ekspresi terkejut dari gadis itu. Tapi dari seragamnya, aku menebak dia bukan berasal dari Kelas Atlet, meskipun dia memakai baju olahraga.

"Sebaiknya kau hentikan ini." Suara rendah dan dingin Kazuhiro terdengar. Lebih dingin dari biasanya. Aku bisa merasakan genggaman Tachibana di ujung jaketku mengerat.

Gadis itu mematung, sedangkan Kazuhiro memanfaatkannya untuk menurunkan tudung jaketnya.

Seakan tahu, gadis itu tiba-tiba memberontak dan menyerang dengan kaki. Perut Kazuhiro tertendang, sehingga pergelangan tangannya terlepas. Tanpa aba-aba, gadis itu mengangkat gunting di tangan, mengayunkannya pada Kazuhiro yang sedang menunduk memegang perut. Untung saja, Kazuhiro meghindar tepat waktu.

"Kazu-ku-" Aku langsung menahan pergelangan tangan Tachibana yang ingin berlari ke sana. Keadaan akan semakin buruk karena gadis itu punya senjata. Dan aku tahu dia bukan gadis sembarangan melihat dari gerakannya.

Serangan kedua tiba, tetapi kali ini gerakan Kazuhiro lebih cepat meraih kaki gadis itu dan menariknya kuat. Gadis itu terjatuh, guntingnya terlepas dari tangan. "Kau memaksaku menyakiti perempuan." Sebelum gadis itu bergerak meraih gunting, Kazuhiro menendang guntingnya menjauh ke arah belakang-ke arah tempat persembunyian kami. Suara Kazuhiro selanjutnya terdengar samar. "Jangan main-main dengan temanku."

Aku langsung keluar dari tempat persembuyian dan mengamankan gunting yang lumayan besar dan kelihatan sangat tajam ke dalam saku. Tachibana juga langsung menghambur ke luar.

"Kazu-kun!" Tachibana berlari menghampiri Kazuhiro yang kelihatan terkejut. Tachibana langsung meraih satu tangan Kazuhiro dan melotot. "Kazu-kun bodoh! Tadi itu berbahaya sekali! Bagaimana kalau nanti Kazu-kun terluka!? Kazu-kun bodoh! Bodoh!" Satu tangannya yang lain memukul-mukul dada Kazuhiro.

"Aduh, sakit Kurumi! Tenanglah." Kazuhiro buru-buru menangkap pergelangan tangan Kurumi yang memukulnya. "Lagipula, kenapa-"

"Maafkan aku!" Tachibana langsung memotong, suaranya bergetar. "Maaf ... Kazu-kun maafkan aku. Maaf ...." Tachibana terus-terusan meminta maaf. Aku lihat punggungnya bergetar dan suaranya makin kecil. "Maaf ... aku salah. Aku minta maaf ...."

Kazuhiro menghela napas, lalu melepas pergelangan tangan Tachibana dan beralih mendekap Tachibana ke dadanya. "Tidak apa-apa."

Aku menyipitkan mata, tahu persis kenapa Tachibana menangis. Dia pasti merasa sangat bersalah karena sudah salah paham, dan kalau aku jadi Kazuhiro, aku pasti akan sangat terpukul jika dicurigai. Meskipun setelah kupikir-pikir lagi, semua tingkah Kazuhiro memang membuatnya pantas dicurigai.

Mengalihkan pandangan dari dua sejoli, aku baru sadar gadis berjaket itu sudah mengendap-endap akan kabur. "Hei!" Tentu saja kau tidak membiarkan itu terjadi. Dengan mudah aku menangkap dan membawanya kembali. "Dia mencoba untuk kabur."

Kazuhiro dan Tachibana sudah tidak berpelukan. Tachibana sudah memegang sapu tangan yang kurasa milik Kazuhiro, hanya diam dengan mata setengah basah.

Wajah Kazuhiro berubah dingin lagi saat menatap gadis yang gemetaran di tanganku. Rasanya agak bersalah karena memojokkan satu orang perempuan, tapi aku tidak bisa menganggapnya remeh.

Twin SecretNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ