(29) Ah, Betapa Aku Ingin Ada Kazu-Kun Sekarang.

57 19 50
                                    

Tachibana Kurumi

Kata kunci: duka

~Twin Secret~

Rasanya sudah banyak sekali aku menghela napas panjang. Duduk di depan meja rias sambil memegang ponsel, aku menatap percakapan terakhir dengan Kazu-kun. Aku yakin Kazu-kun sudah memblokir nomorku.

Kemarin pagi serasa seperti mimpi. Ibunda datang dan mengabari pertunanganku dengan Kazu-kun dibatalkan. Sebelum aku sempat menelpon Kazu-kun untuk bertanya, teleponnya sudah tidak bisa tersambung. Nomorku sudah diblokir.

"Mulai sekarang, jangan berhubungan dengan siapa pun bernama Kiyotaka lagi, mengerti?"

Kalau Ibunda sudah bilang begitu, aku hanya bisa mengangguk patuh. Kazu-kun sudah sangat baik dengan memblokir nomorku duluan. Aku sudah dengar masalahnya sejak tadi malam, tetapi aku tidak menyangka pihak Kiyotaka akan langsung mengambil tindakan sejauh itu.

"Kurumi sayang, sudah siap?"

Suara merdu itu membuatku tersentak sedikit dan buru-buru meletakkan ponsel. Aku tersenyum manis, menatap sosok yang datang dari belakang lewat cermin. "Okaa-sama. Aku sudah siap."

"Kurumi-ku memang manis sekali." Ibunda pelan-pelan mulai menyisir rambutku pelan dengan dengan sisir lembut. Ekspresi Ibunda terlihat bahagia, seperti berada di surga. Sedangkan aku hanya bisa tetap tersenyum. "Boneka cantik kesayanganku."

Mataku berubah sendu untuk setengah detik, sebelum kembali tersenyum manis. Bagi Ibunda, aku hanya boneka cantik yang rambutnya ia tata setiap pagi. Dari dulu Ibunda selalu begini. Ibunda selalu mengurus semuanya untukku. Mulai dari pakaian, sepatu, aksesoris, bahkan desain kamar. Semua dilakukan Ibunda.

Aku tidak akan terkejut jika seseorang datang ke kamarku dan bertanya apa ini kamar boneka. Hampir semua isinya bernuansa merah muda lembut dan putih. Kasur besar dengan kelambu, boneka beruang besar yang duduk di lantai, meja belajar dengan lampu hias berbentuk hati, lemari besar dengan lampu gantung, lampu tidur jamur di atas meja samping tempat tidur, dan bahkan sandal bulu yang kupakai untuk tidur juga tak lepas dari pilihan Ibunda.

Sekarang aku sudah tidak bersama Kazu-kun lagi. Aku tidak lagi punya alasan untuk menghindari Ibunda. Artinya, aku kembali sepenuhnya berada di tangan Ibunda.

"Kurumi sayang, kenapa mukamu suram begitu? Apa kamu benar-benar sudah jatuh cinta pada putra Kiyotaka itu?" tanya Ibunda masih dengan senyum lembut.

Aku buru-buru menggeleng. "Aku suka Kazu-kun, tapi hanya sebagai teman." Kami sudah kenal cukup lama. Perasaanku pada Kazu-kun tidak pernah lebih dari itu. Sejak awal, semuanya sudah jelas bagi kami.

"Bagus." Ibunda menyisir jari-jari rampingnya pada rambutku. "Sebagai perempuan, sudah seharusnya kita mencari pasangan yang posisinya lebih tinggi dari kita. Agar hidup bisa lebih terjamin tanpa perlu susah payah. Masih banyak keluarga lain yang lebih sukses dari Kiyotaka. Apa Kurumi mengerti?"

"Aku mengerti, Okaa-sama."

"Oh ya, Okaa-sama baru dengar, beberapa minggu terakhir ini kamu pergi sekolah sambil bersepeda. Apa benar begitu?" Apa pun yang terjadi, Ibunda tidak akan pernah tidak tersenyum. Orang-orang tidak akan tahu emosi Ibunda yang sebenarnya.

Tapi aku tahu. Ibunda sedang marah. "Aku bersenang-senang dengan Tora-kun juga Kazu-kun, Okaa-sama."

"Ke depannya kamu tidak boleh begitu lagi. Kurumi mengerti?"

Mendengar itu, aku memaksa senyum manis lainnya. "Aku mengerti, Okaa-sama."

Aku takut pada Ibunda.

Twin SecretDonde viven las historias. Descúbrelo ahora