(38) Malam Itu, Kami Resmi Bertunangan.

44 13 16
                                    

Tachibana Kurumi

Kata kunci: cahaya

~Twin Secret~

Jangan tanya aku kapan semua ini dimulai.

"Kuru-chan, lebih suka gaun yang ini atau yang ini?"

Aku meringis kecil melihat dua buah gaun dengan rok mekar yang cantik. Satu berwarna merah muda, satu lagi biru muda. Seperti gaun putri dalam dongeng, dengan renda yang banyak. Gaun cantik itu terasa sangat tidak nyaman ketika kupakai, tetapi Ibunda tidak memberiku pilihan.

"Okaa-sama, Kuru sudah kelas satu. Kuru tidak mau lagi memakai gaun putri." Aku memainkan jari dengan gugup, ini adalah pertama kalinya aku memberanikan diri mengatakan apa yang kurasakan.

Ekspresi Ibunda berubah, terlihat dingin untuk sedetik sebelum berubah senyum. "Kurumi, anak manis sepertimu hanya akan terlihat paling cantik kalau memakai gaun seperti ini, mengerti? Kurumi tidak mau bikin Okaa-sama malu, 'kan?"

Aku tersentak, sebelum menggeleng kuat-kuat. "Tidak, Okaa-sama. Aku akan memakai gaun merah muda saja," kataku buru-buru.

Senyum Ibunda terlihat lebih tulus kali ini. "Merah muda memang paling cocok untuk Kuru-chan."

Kalau Ibunda menawarkan gaun untuk pergi ke pesta, aku tidak akan protes. Tapi hari ini Ibunda mengantarkanku untuk pergi mengerjakan tugas kelompok di rumah teman sekelas. Ibunda tahu itu, tapi tetap bersikeras agar aku memakai gaun.

"Nah, bukankah kalau begini Kuru-chan terlihat cantik seperti boneka?" Ibunda tersenyum puas setelah mengepang sebagian kecil dari rambutku yang tergerai.

Yang kulihat di cermin adalah sosok gadis kecil yang tersenyum paksa, terlihat manis dengan polesan riasan tipis. Gaun merah muda lembut yang mengembang di bagian rok makin menambah kesan seperti pakaian dalam dongeng. Dibanding gaun yang biasa kupakai ke pesta, gaun ini lebih sederhana. Namun tetap saja ini gaun pesta. Untung saja Ibunda tidak memaksaku untuk memakai tiara.

Sejak kecil, Ibunda selalu mendandaniku dengan berbagai macam gaun mewah manis dan menghias rambutku dengan berbagai aksesoris. Dulu aku selalu menikmatinya. Aku paling suka saat Ibunda memujiku cantik dan manis.

Tapi anak kecil cepat bosan. Termasuk aku. Sayangnya, Ibunda tidak pernah bosan.

"Okaa-sama, lihat. Kuru menggambar kita semua tadi di sekolah." Hari itu, aku menunjukkan hasil kelas menggambar pada Ibunda. Sejak dulu, aku sudah suka menggambar. Apalagi menggambar orang. Dulu, agar aku mau memakai baju dan pernak-pernik manis, Ibunda akan merayuku dengan buku gambar atau mewarnai.

Ibunda melihat gambarku dan tersenyum. "Kuru-chan pintar sekali menggambar."

"Boleh Kuru tunjukkan pada Otou-sama?" tanyaku bersemangat.

"Ibunda saja yang memperlihatkan, ya? Otou-sama pasti sibuk."

Semangatku menurun drastis. "Baik."

"Bagaimana kalau setelah ini kita pergi beli alat menggambar?"

Semangatku langsung meningkat lagi. "Asyik!"

Aku memang lebih sering menghabiskan waktu bersama Ibunda dan jarang bertemu Ayahanda. Kata Ibunda, Ayahanda sibuk. Tapi aku suka Ayahanda. Ayahanda selalu baik dan akan menggendongku di atas bahunya, meskipun Ibunda akan segera menyuruhku turun kalau melihat itu. Kata Ibunda, itu tidak anggun. Hanya anak laki-laki yang boleh menunggangi bahu ayahnya. Tidak seru. Kuharap aku bisa menghabiskan waktu lebih sering dengan Ayahanda.

Twin SecretWhere stories live. Discover now