00

114K 5.6K 76
                                    

Rheta bangun kesiangan!!

Salahnya daritadi mengabaikan suara jam weker. Sekarang Rheta kebakaran jenggot sendiri.

Memang dasar pemalas. Pakai lupa segala lagi, kalau hari ini dia ada Praktek Farmakologi di kampus. Sial sial. Ibarat sudah jatuh tertimpa durian pula.

Rheta lari ke kamar mandi yang ada di dalam kamar kos nya hanya untuk cuci muka dan gosok gigi. Tidak lebih dari lima menit selesai.

Beralih Rheta ke lemarinya, mencari baju yang gampang dipakai untuk ke kampus hari ini. Rheta memakainya secara buru-buru.

"Aaaaa jas gue kelupaan!"

Rheta kembali memutar kunci kos, padahal dia sudah siap berangkat di mobil.

Jas berwarna putih setengah paha itu kini sudah di tangannya. Dia langsung memakainya agar tidak banyak bawaan. Sementara kedua tangannya sibuk mengunci ulang pintu.

Brak!

Pintu mobil Rheta tertutup kasar. Tanpa banyak cingcong Rheta langsung tancap gas sedalam-dalamnya. Mengingat waktu semakin menipis.

"Ya Tuhannn jangan kasih macet dulu hari inii, hamba janji deh ga akan ngeyel-ngeyel lagi sama Mamah. Tapi jangan kasih macet yaa," doanya Rheta sepanjang jalanan. Dia sangat cemas jika pagi ini terlambat datang ngampus.

Beruntung sepertinya Tuhan mengabulkan doanya karena sepanjang jalan Rheta tidak kejebak macet sama sekali.

Tiba di kampus Rheta memakirkan mobilnya sambil berucap-ucap syukur.

"Syukur ga macet."

Kemudian Rheta kembali lari-larian sepanjang dari parkiran.

Sambil membawa kotak yang berisikan tikus prakteknya, sesekali perempuan itu meminta maaf pada tikusnya karena diajak pusing-pusingan pagi ini.

"Kalo engga kesiangan juga ga bakal kita lari-larian begini, nak."

"Kamu yang sabar ya nak, bentar lagi kita sampe. Begitu sampe bakal aku suntikin anti mabok deh buat kamu."

Rheta tidak peduli lagi kalau dahinya dibanjiri oleh keringat. Rambutnya yang dicepol asal juga makin berantakan, dia abai.

Yang penting cuman satu: masuk ke lab tidak terlambat!

Rheta fokus berlari. Sampai tidak sadar kalau ada orang yang muncul dari tangga. Tabrakan pun tidak bisa dihindari.

Bruk!

Rheta terpental. Rasanya dia seperti habis nabrak tembok yang berdiri kokoh. Badannya yang langsing itu langsung abruk di lantai dengan kepala yang menunduk.

Rheta meringis kesakitan. "Awwsh."

Bisa-bisanya, pagi ini dia ditimpa begitu banyak kesialan. Mata Rheta sampai berkaca-kaca ingin nangis saat mengingat semua ujian hidupnya.

Tapi belum sempat dia menangis sebuah suara menarik kembali alam sadarannya.

Cit cit cit cit!

Mata Rheta dibuat melotot. Tikus gue?!

Rheta sontak kembali bangkit, mencari tikusnya dengan panik.

"Astaga tikus guee!!!" jerit Rheta sangat frustasi melihat semua tikus putihnya berlarian kesana-kemari.

Rheta berusaha menangkapnya satu-persatu tapi sulit sekali!

Pada akhirnya Rheta pun memilih menyerah. Dia berjongkok lalu membenamkan wajahnya di kedua lutut. Tak lama terdengar suara isakan. Rheta menangis!

Orang yang tadi sempat terpesona menyaksikan aksi manusia kejar-kejaran dengan tikus, kini memilih pergi.

Bukan apa-apa. Dia tidak punya banyak waktu untuk menenangkan orang yang sedang berduka karena tikusnya berserakan.

Mungkin besok-besok dia akan minta maaf ke cewek itu.

Suara alas sepatu yang beradu dengan lantai membuat Rheta mengangkat wajahnya yang sangat kacau.

Cewek itu menatap sengit pada punggung lelaki berkemeja biru dongker yang berlari semakin menjauh.

"Gegara elo!!" pekik Rheta sangat murka. "Bukannya tanggung jawab malah lari lo!"

Hiks.

Rheta menyedot ingusnya dalam-dalam dan mengatur pasokan udara di dadanya yang terasa sesak.

Lalu Rheta mendesis, melanjutkan protesnya pada lelaki itu. "Awas aja sampe kita ketemu lagi. Gue kasih perhitungan buat, elo!!!!"

❇❇❇❇

hai hai hai

note: aku gk tau kalo mau praktek Fkol. itu tikusnya disediain pihak univ atau engga.

tapi di univku, tikusnya bawa sendiri aja lahya 😂😂

----

btw ini cerita tanpa rencana sama sekali. jadi rencananya update gabakal nentu, tergantung ide aja gituu

aku harap kalian suka,
sekian dan terimakasih

see you genks !!

Rammdinn 🤘
22 april 2021 [11.42 pm]

Pak LinggarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang