37. jodoh orang

18.6K 1.7K 16
                                    

kalo ada typo, boleh lhoo ditandain 😊

happy reading !!

***

RHETA POV

Siang ini di kelas aku memperhatikan presentasi temenku dengan sungguh-sungguh. Entah setan apa yang sedang merasuki.

Selesai kelas hari ini bahkan aku ga langsung pulang. Aku memilih mampir ke perpustakaan. Di sini banyakkk sekali pilihan bukunya jadi cocok banget buat buang-buang waktu yang berfaedah.

Pertama, aku baca beberapa jurnal. Aku sedang mengawang-awang judul skripsiku besok. Anjee. Masih 3 semester lagi padahal. 

Terus karena aku keasikan baca jurnal sampai kebablasan. Yang rencananya mau baca buku fiction juga, sampai ga jadi. Ini perpus bentar lagi mau tutup!

"Woah. Hari ini lo bener-bener rajin Ta," kekehku pada diri sendiri.

Aku bergegas merapikan semua barang bawaanku. Setelah itu bangun dari duduk, membawa jurnal yang tadi aku baca ke meja penjaga perpus. Aku mengumpulkannya.

"Terimakasih bu," kataku seraya tersenyum.

"Sering-sering main ke sini, dek."

"Ehehe. Iya bu kalo inget."

Ibu perpus itu tertawa geli. Aku pun pamitan pulang.

Aku pulang ke rumah dengan mobilku seperti biasanya. Memasuki rumah aku menghampiri Mamah yang kata ART ada di ruang keluarga. Ternyata Mamah sedang nonton acara istri yang ternistakan. Ish.

Aku merebahkan diri di samping Mamah.

"Ngagetin aja kamu Ta! Pulang itu salam dulu kek bukan malah langsung ambruk gitu!" omel Mamah.

"Aku pulang..." salamku dengan ogah-ogahan.

Mamah berdecak. "Telatt!"

Aku yang sedang tidak berdaya ini sekedar tersenyum tipis. Ga kuat kalau harus adu mulut sama Mamah. Aku beringsut ke arah Mamah hingga akhirnya tiduran di atas paha Mamah.

Mamah menunduk ke arahku, aku segera membenamkan wajah ke sisi perut Mamah.

"Kenapa kamu?" tanya Mamah yang aku jawab dengan gelengan kepala.

Diam-diam aku menangis di sana.

Seolah mengerti aku tidak ingin dikepo in, Mamah tidak bertanya lagi. Dia hanya mengusap pelan rambutku.

Rasanya nyaman banget. Apalagi bagi aku yang jarang merasakan moment-moment begini.

"Ga usah sedih. Nanti malem Mamah ajak makan-makan."

Aku menarik ingusku terlebih dahulu sebelum menarik kepala menatapnya dari bawah.

"Dinner dalam rangka apa?"

Mamah tersenyum misterius. Hilih.

"Ntar kamu juga tau. Makanya ikut."

"Nanti Palah juga ikut. Kamu dandan yang cantik ya?"

Aku diam. Menaruh curiga sama Mamah tapi penasaran juga. Jarang-jarang nih makan malem pake dandan yang cantik. Biasanya kalo kaya gini acara makan malem sama rekan kerja Papah.

"Aku ga mau ikut ah," tolakku mencari aman. Entah apa jenis dinner nanti malam. Pasti membosankan.

"Awwwsh! Sakit Mah!" Aku mengusap-usap keningku yang barusan disentil Mamah.

"Tinggal ikut aja kenapa sih? Kebiasaan banget ngajak kudu pake berantem dulu," ujar Mamah mengomel.

"Mamah udah siapin semuanya. Makan malem ini spesial! Kamu harus ikut, Mamah ga mau tau!"

Pak LinggarNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ