55. pesan terakhir

30.3K 1.8K 17
                                    

Kiw kiw udh siap belom nih? 😄😄

Happy reading !!

***

RHETA POV

Aku masih diam. Tapi bibirku terus
bergetar menahan rasa takut yang ada di dalam hati.

"By..."

"Emang bapak mau kemana?" tanyaku pada akhirnya.

Pak Linggar meraih tanganku untuk digenggam di atas pahanya.

"Tapi kalo kamu ga mau, saya ga akan pergi."

"Jawab dulu. Emang bapak mau kemana?"

"Saya..."

"Apa ini masalah perkerjaan?" Aku tercekat sebelum mengungkit pernyataan pahit. "Atau karena bapak bosan?"

Pak Linggar menggeleng kuat-kuat. Matanya berubah cemas. Aku pun menatap dia dengan pandangan paling sedih yang pernah ada. Kenapa harus tiba-tiba gini sih...

"Ini, masalah kerja By."

"Kemana? Bapak harus keluar negeri? Ada operasi penting? Atau meeting? Aku ga boleh ikut ya?" Aku memborongnya dengan banyak pertanyaan. Dalam hati sejujurnya nyesek banget. Rasanya baru kemarin kita seneng-seneng. Kenapa sekarang harus sedih-sedihan lagi?

"Apa bapak ga akan kembali lagi?"

"Saya pasti kembali. Tapi tidak dalam waktu yang dekat."

Hiks.

Seketika isak tangisku pun lolos. Aku menunduk, menutupi wajahku yang mulai banjir air mata.

"By, saya ga mau kehilangan kamu. Saya ga akan ambil tawaran itu kalo harus kehilangan kamu." Pak Linggar membawaku masuk ke pelukannya. Dia mengelus kepalaku agar tenang. "Jangan nangis, By."

"Please ceritain."

Helaan nafas berat keluar dari mulut pak Linggar. Lalu dia mulai bercerita. "Sebenernya saya udah ngajuin diri dari dua tahun yang lalu, By. Tapi baru kemarin-kemarin dapat konfirmasi bisa bergabung menjadi relawan medis di negara Urk."

Anjing! Jauh banget negaranya. Biasanya juga cuma sampe singapure.

Hiks.

"B-berapa lama di sana?"

"Kurang lebih 2 tahun."

"Ga ada pulang-pulang? Bapak pulangnya setelah 2 tahun itu?"

"Iya."

"Huaaaaaaa! Kok lama bangettt."

Pak Linggar mengecup keningku beberapa kali tanpa berkata apapun. Boleh ga sih aku egois sekali lagi? Aku ga mau dia pergi. Aku ingin di deketnya terus. Bahkan kita belum ngikat hubungan ini secara resmi. Terus gimana nasibnya?

Aku mencoba melepas pelukannya. Kutatap dalam-dalam bola mata yang biasanya memberiku ketenangan. Tapi kali ini dia sama kacaunya.

"Pak, kalo aku nahan bapak di sini... boleh?"

Ada jeda saat dia ingin menjawab pertanyaan itu. "Saya akan di sini. Sama kamu."

Bagus! Itu jawaban yang aku mau. Tapi kenapa hati aku ga kunjung senang? Apalagi mengingat katanya yang udah daftar dari 2 tahun yang lalu.

Tuhan, sebenernya apa rencana Mu? Air kataku kembali meleleh.

"By jangan nangis, saya ga suka. Apalagi kamu nangis gara-gara saya."

Hiks.

"Maaf." Aku berusaha berhenti nangis.

"Engga, kamu ga salah." Pak Linggar kembali memelukku.

Pak LinggarTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon