10. no more excuses

26.4K 2.6K 9
                                    

mulmednya ga tau nyatu atau engga sama chapter ini. tapi aku lagi suka banget sama lagunya 😂.

semoga suka ya.

happy reading !!

***

RHETA POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

RHETA POV

hari demi hari berjalan secara semestinya. tidak terasa aku sudah ngungsi di rumah sakit ini selama setengah bulan. setelah melewati banyak proses penyembuhan akhirnya diperbolehkan pulang hari ini!!

huh. rasanya nguras berbagai macam emosi banget di rumah sakit ini. salah satunya emosi sedih, tentang suster Bella.

kalian ingat suster itu kan?

aku dengar dari suster lain yang menjagaku, kalau suster Bella dipindahkan tugas ke rumah sakit pedalaman. gosipnya gara-gara lalai jaga pasien. seketika aku langsung ngerasa kalau pasien itu pasti aku.

pantesan suster Bella ga pernah merawatku lagi. padahal bukan salah suster Bella sama sekali. aku sedih banget denger kabar itu.

tapi tenang, udah ketemu solusinya. aku minta Papah untuk merekrut suster Bella di salah satu rumah sakit besar partner bisnisnya.

legaa. setidaknya sekarang suster Bella engga jauh lagi dari keluarganya.

oke. masalah suster Bella selesai. sekarang kembali pada kehidupanku hari ini.

aku selesai berkemas untuk pulang. hari ini ditemani Mamah-Papah dan Alya. Arumi ada kok tapi tadi sebelum Mamah-Papah muncul dia pamit pulang duluan.

"Kita jalan sekarang?" tanya Papah yang kini terlihat santai dengan kaos berkerahnya.

aku tersenyum senang seraya mengangguk manja. "Hayuk!"

senangnya keluarga berkumpul. kami semua pun pamit kepada suster yang ada sebelum pergi dari kamar inapku.

bye kamar...

makasih udah mau nampung aku selama setengah bulan ini.

aku jalan dihapit antara Mamah dan Alya. kupeluk lengan mereka masing-masing sambil terus meracau ini-itu banyak hal tidak jelas.

biasalah. sebahagia itu aku hari ini.

tapi kebetulan atau tidak, dari arah yang berlawanan aku melihat sosok pak Linggar jalan ke arah kami dengan doctor's white coat alias jas dokternya.

Mamah dan Alya kompak menyapa.

"Siang dokter."

"Siang pak Linggar."

aku datar. tidak menunjukan reaksi apapun. pak Linggar membalas sapaan Mamah dan Alya dengan terseyum tipis.

"Siang."

Pak LinggarWhere stories live. Discover now