extra part terus

24.1K 1.5K 24
                                    

Aku update jam 2:14 wib. Kalau kalian kapan baca chap ini? 😏

Happy reading !!

***

Siang ini Rheta sedang mampir ke apotek nya. Kalau ada yang beranggapan Rheta pengangguran, jawabannya tidak ya buk-ibuk!

Rheta punya apotek sendiri dan dia yang jadi apotekernya. Itu pekerjaan sampingan seorang Rheta Amanita. Kerjaan utamanya yaitu jadi nyonya Linggar. Ahai

Sejak setahun yang lalu bisnisnya itu mulai berjalan. Meski Rheta tidak stay 24 jam di apotek, tapi setiap habis antar Gatya dan Gina ke TK, dia pas mampir.

Tok tok tok!

"Ya masuk." Seru Rheta dari dalam ruangannya. Kini Rheta sedang sibuk membaca laporan stock obat yang hampir habis.

"Permisi bu, keliatan sibuk amat. Katanya orang kaya kok kerja lembur bagai kuda gitu sih."

Seketika wajah Rheta terangkat. Dikira anak buahnya yang ketok pintu ternyata eh ternyata dua setan yang selalu menggodanya.

"Dari dulu muka kaget Rheta jelek banget ya, gak ada cantik-cantik" celetuk Alya bercanda, membuat Arumi seketika terbahak.

"Lah dia emang kapan cantiknya!"

"Sialan," umpat Rheta. Tapi senyum geli kemudian muncul di bibirnya.

Tanpa aba-aba Rheta langsung mendekati dua sahabatnya itu lalu memeluk mereka dengan erat.

"Gilaaa gue kangen banget sama lo pada! Udah pada jadi ibu-ibu jadinya pada sibuk, gak seru ah!"

"Dih padahal dia yang gaya paling sibuk ya Al."

"Hooh!" Sahut Alya. "Eh tapi kan emang bener Mi, anak nya Rheta paling banyak sendiri. Anak gue sama Bisma mah cuma 2."

"Iya juga sih. Anak gue juga cuma dua sama bang Dirga. Satunya aja itu anaknya mba Riri."

"Kalian kok malah sibuk ngomong sendiri sih! Gue malah dikacangin!" Rheta merengut dalam pelukannya.

Alya dan Arumi hanya mendengus mendengar ocehan perempuan itu.

"Udah lepas! Pengap gue lama-lama," cetus Arumi kemudian buat Rheta terpaksa melepas pelukannya.

Rheta mendelik tajam. "Pelit!" Hardiknya tapi Arumi tidak peduli. Dia malah terkekeh bersama dengan Alya.

"Gue bawain Bolen nih. Kemarin bang Dirga abis dinas dari Bandung. Udah lama gak ke Bandung kan lo?"

"Seriusan lo bawa Bolen??" Berubah Rheta menjadi heboh. "Mana-mana?! Gue mauu!"

"Udah lama banget tau gak main ke Bandung. Terakhir pas hamil Garga!" Kata Rheta lagi.

"Ih lama amat Ta. Sesibuk itu ya lo, jadi emak-emak." Komentar Alya yang langsung dapat anggukan dari Rheta.

"Hooh. Belum lagi kalo pak Linggar lagi kumat. Anak gue berasa nambah satu lagi anjir! Asli pusing banget..."

Tiba-tiba muka Rheta menjadi serius. "Kalian kalo bisa jangan punya anak banyak-banyak ya? 2 aja cukup. Sesuai anjuran perintah."

"Lah kenapa Ta?" Tanya Alya.

"Banyak anak, banyak rejeki kali Ta," kekeh Arumi. Rheta langsung mendengus.

"Tau ah, males ngomong sama kalian. Udah mana Bolen nya? Gue gak sabar pengen makan nih," pinta Rheta. Matanya sudah jelalatan mencari-cari bawaan Arumi.  Cepat sekali berubahnya mood ibu-ibu satu ini.

"Nih. Jangan diabisin, gue bawain buat ponakan-ponakan gue juga. Sama suami lo juga!" Peringat Arumi.

"Hmm. Ntar gue sisain."

Pak LinggarOù les histoires vivent. Découvrez maintenant