double up 😈
happy reading!!
***
RHETA POV
Ibarat kartun, pasti ada asap-asap hitam yang keluar dari lubang hidung dan telingaku. Tapi baru aja mau aku bales itu setan, pundakku keburu dirangkul pak Linggar.
"Ganjennya cuma sama saya doang kok, jadi gapapa," bela pak Linggar yang langsung membuatku puas setengah mampus.
"Wlekkkk!" Aku menjulurkan lidah, meledek Bisma yang kini berubah masam.
Mamam tuh! Orang bucin kok dilawan. Ahaha.
"Sudah-sudah. Ayo kita lanjut diskusi lagi," celetuk papah. "Sekarang gantian pendapat pak Bagas. Gimana pak? Anak-anak berhak milih tidak, meski ini demi masa depan mereka."
Huaaa. Tolong jawab, berhak om!! Jangan sampe ikut sesat kaya team nya ibuk-ibuk!
"Em kalo menurut saya sih..."
"Ga usah lama-lama sih nya, pah."
Om Bagas terkekeh. "Iya. Ini papah cepetin."
"Sok atuh mangga," sahut Bisma lagi. Ck. Cerewet bangett jadi anak, ini bocah.
"Saya langsung bicara ke intinya saja ya, kalo menurut saya anak-anak berhak memilih. saya ga akan masalah jika misal nantinya harus membayar uang pinalti. karena menurut saya, kebahagiaan Bisma lebih penting daripada bisnis."
PROK! PROK! PROK!
"PAPAHHH I LOVE YOUUU."
Aku sampai terjolak gara-gara itu. Bener-bener sinting nih orang, untung ga sampai bikin para orangtua kena serangan jantung. Aku menatapnya penuh permusuhan, tapi dia masih asik terharu dengar ucapan papahnya.
"Alay banget sih," ceplosku ga bermaksud nyindir lho, eh dia malah ngerasa. hm baguslah. Ahaha.
Bisma berhenti memeluk papahnya lalu balik menatapku tajam.
"Awas aja lo, nanti pulang lewat jalan mana lo? biar gue cegat," ancamnya ada-ada aja.
"Gue pulang bareng pak calsu, mau apa lo?"
Baru aja Bisma mau menyaut lagi, tapi papahnya keburu menyela. ahaha! terimaksih om.
"Udah Bisma kamu laki-laki, jangan banyak omong gitu dong. kaya nak Linggar tuh, diem, kalem, ganteng. kan enak dipandang, cewek juga banyak yang betah deket-deket pasti."
Ups.
"Jadi maksud papah aku sepet dipandang gitu? cewek ga banyak yang betah deket-deket aku??"
"Om Bagas terlalu jujur ih, kasian tau Bisma nya," aku ikut nyamber diantara obrolan bapak dan anak itu. "Lo bahagia kan Bis?" tambahku yang mana langsung dapat komat-kamitan misuh darinya.
YOU ARE READING
Pak Linggar
Romance[TAMAT] cerita ini santai minim konflik untuk penghilang penat:) *** Rheta Amanita L, mahasiswa semester tiga jurusan Farmasi di salah satu univ swasta ternama. Tapi tingkahnya masih kaya anak abg yang labil. Lintang Jagad Raya atau Linggar sering d...