52. sisi buruk pak Linggar

22.3K 1.7K 9
                                    

malem-malem update euy🤓
jam berapa kalian baca bab ini??

happy reading !!

***

RHETA POV

"Pak lagi sibuk ga?"

"Kenapa By?"

aku mengelus rambutnya pelan. kini kepala pak Linggar ada di pangkuanku. dia sedang istirahat siang. bukannya makan, dia malah mainan hp berbantal pahaku. udah, udah aku ingetin aku paksa malah tapi katanya dia udah makan sebelum tau aku mau datang ke sini.

Huft. Jadi sia-siakan ini satu box bento yang aku bawa.

"Nanti sore ke rumahnya Arumi yuk pak? nengok baby Rain. aku belum kasih dia kado tau," terangku membuatnya beralih dari layar ponsel dan menatapku dari bawah.

pak Linggar mengangguk. "Ayo."

"Bapak... gapapa kan?" tanyaku ragu. takutnya, gimana ya. aku juga ga tau sih ragu kenapa kan aku belum tau semua cerita jelasnya antara dia sama mba Riri.

"Saya gapapa, By. kenapa kamu ragu gitu hm?"

"Ya... gapapa."

aih aku berharapnya dia inisatif duluan, ingin membagi kisahnya tanpa aku tanya. tapi kayanya emang kisah itu terlalu berkesan, sehingga sulit untuk pak Linggar terbuka.

tiba-tiba pak Linggar terkekeh. sontak aku mengerutkan alis.

"kenapa ih? Nyeremin banget ketawa sendiri, ga ada yang lucu juga."

"Kamu yang lucu By."

eh?

sialan.

"Engga. emang aku ngapain?" bangsul. aku berusaha ga mesem di depannya. barusan itu dia ga lagi ngegombal kan? ah mana bisa dia ngegombal. makanya aku tahan biar ga dikira kepedean sama dia. ish.

"Ih pengen cium kamu... tapi ga bisa."

aku melotot heran. kok ga bisa? kalo mau cium ya tinggal ciumlah. aku ga nolak kok. ini dia malah uring-uringan sendiri macam cacing ke panasan. ahaha. aneh banget.

"Sabar Linggar, nunggu janji suci dulu. sabar," ucap pak Linggar lagi. berusaha menyamangati dirinya sendiri. aku menahan ketawa liat tingkahnya yang satu ini.

"Sabar Linggar, sabar," godaku mengikuti kata-katanya yang tadi.

pak Linggar mendengus lalu memiringkan badannya hingga menghadap perutku. aku yang terkekeh geli, sibuk mengelusi rambut hitamnya lagi.

sayang banget aku sama bapak. jangan pernah tinggalin aku ya.

dalam hati aku berkata gitu. gila aja kalo bilang langsung. hiyah.

"Saya mau tidur. jangan ganggu."

"Eh waktu istirahatnya bentar lagi habis lho, pak. jangan tidur lah!"

"Saya ada operasi darurat tadi pagi. 3 jam berdiri, terus. capek, By..." rengeknya dengan suara pelan macam gumaman karena terbenam di sana.

"Yaudah. jam 2 aku bangunin, cukup?"

"Hm."

setelah itu ga ada lagi suara pak Linggar yang terdengar. kecuali deru nafasnya yang terdengar teratur. aku tersenyum hangat waktu melihat tangannya yang memeluk pinggangku erat. kalo gini terus ceritanya, gimana bisa aku berpaling ke cowok lain. bahkan untuk ngelirik aja ga sempat.

pak Linggar definisi cowok paket komplit. udah ganteng, pinter, kaya, penyayang, dan yang paling penting dia mau nerima aku apa adanya. pak Linggar sabar ngadepin sikap aku yang kadang masih children.

Pak LinggarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang