yuk yuk extra part nih

22.8K 1.5K 26
                                    

Anjee jarang banget kan aku update pagi2 gini jhahaha

Happy reading!!

***

"Eh? Maaf bu, maaf." Jeni terlihat buru-buru melepaskan diri dari pak Linggar. Dan Rheta masih menatap tajam perempuan itu.

Kemudian Rheta menarik pak Linggar ke sampingnya agar menjauh dari Jeni.

"Ada apa sampe kamu peluk-peluk suami saya?" Tanya Rheta tenang tapi terdengar menusuk.

"A-anu bu..."

"By, tadi--"

"Diem dulu. Aku tanyanya ke Jeni."

Jeni masih belum menjawab. Entah kenapa mulutnya jadi kelu. Melihat majikannya yang sinis gini sukses bikin nyali Jeni menciut.

"Engga bisa jawab Jeni?"

"Sa-saya minta maaf bu. Tadi saya kesandung waktu mau kasih tau bapak kalau ibu ada di kamar. Sekali lagi saya minta maaf bu."

Kini Rheta terdiam. Dia menelisik ke arah Jeni yang menunduk seperti ketakutan.

"Terus apa kamu engga perhatikan penampilan kamu sebelum bicara sama bapak? Kenapa kancing baju kamu ke buka gitu? Kamu mau kerja apa mau cosplay jadi jablay?"

"By," tegur pak Linggar karena merasa ucapan Rheta terlalu tidak sopan. Tapi Rheta abai. Dia hanya melirik sinis pak Linggar.

Dari tatapan mata itu pak Linggar bisa melihat signal bahaya! Aduh. Seketika pak Linggar memilih untuk diam. Tidak akan berkomentar lagi.

"Maaf bu. Saya... Saya..." Jeni benar-benar bingung mau jawab apa. Dalam hati dia merutuk karena bisa ketauan Rheta.

"Udahlah sana. Balik kerja lagi yang bener." Suruh Rheta pada akhirnya. "Harap diingat! Tugas kamu itu jagain anak saya, bukan suami saya. Paham?!"

"Pa-paham bu. Saya permisi." Jeni buru-buru pergi. Dia tidak mau diomelin lagi sama Rheta.

Sementara itu, pak Linggar baru mau menggapai lengan istrinya. Tapi belum juga mendarat, Rheta keburu balik badan dan meninggalkan dirinya.

"By, kok aku ditinggalin sih? Cium nya mana?"

"...." Rheta tidak menanggapi.

"By... Kan bukan salah aku, kok ngambeknya sama aku juga?" Pak Linggar berusaha membujuk Rheta, mengekor kemana pun perempuan itu pergi.

Sampai di meja makan, Rheta yang baru mau ambil nasi merasa jengah karena suara pak Linggar yang terus merengek.

"Aku liat akhir-akhir ini kamu sensitiv an banget, By--"

Prang!

Sendok nasi yang Rheta genggam, dia banting ke atas piring sehingga menimbulkan suara dentingan yang sangat kencang.

"Sensitiv banget kamu bilang?" Desis Rheta menatap tajam ke arah pak Linggar. Dalam hati pak Linggar semakin kotar-katir.

Aduh, saya salah ngomong nih.

Tiba-tiba Rheta tertawa sinis. "Emang aku harus gimana, menurut kamu? Ngeliat suami sendiri nempel-nempel gitu sama cewek lain, aku harus tenang-tenang aja? Gitu?!"

Pak Linggar menggeleng cepat. "Engga By, bukan gitu..." Pak Linggar kembali ingin menyentuh Rheta tapi kali ini keburu ditepis.

"Males aku sama kamu." Ucap Rheta. "Malem ini gak usah deket-deket sama aku. Tidur aja sana di kamar tamu!"

Setelah itu Rheta benar-benar pergi tanpa diekorin sama pak Linggar. Rheta masuk ke kamarnya dan langsung masuk ke selimut. Saat itu juga dia menangis.

Pak LinggarWhere stories live. Discover now