30. video call

19.5K 1.9K 30
                                    

happy reading !!

***

RHETA POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


RHETA POV

Aku keluar dari ruangan baby Rain, papasan dengan Arumi dan Alya yang ingin masuk.

"Mau kemana Ta?" tanya Alya.

"Pulang. Duluan," singkatku lalu melenggang pergi.

Sebelum keluar aku sudah chat supir rumah. Minta jemput. Dan sekarang dia sudah sampai di depan. Makanya aku buru-buru keluar.

Sorri guys, mood gue masih ancur.

Aku duduk di kursi penumpang belakang. Selama perjalanan menuju rumah, kerjaanku hanya memandang luar jendela. Penuhnya jalanan ibu kota.

"Terimakasih pak," ucapku pada sopir tersebut.

Beliau membungkuk sekilas seraya berkata, "sama-sama Nona."

Aku masuk ke dalam rumah. Masih dengan wajah yang ditekuk, aku berniat langsung masuk ke kamar. Menyindiri. Tapi kayanya Mamah ga ijinin itu.

"Dari mana kamu Rheta?"

Aku berhenti di anak tangga pertama. Menghela nafas baru berbalik.

"Mamah ga usah tanya kalo udah tau jawabannya," lugasku karena emang kebiasaan Mamah yang suka diam-diam ngirim mata-mata buat aku. Kan nyebelin.

"Basa-basi Rheta. Kalo Mamah tau kegiatan kamu terus Mamah ga tanya-tanya, kita ga akan ada komunikasi."

Aku menunduk. Rasa lelah yang entah sejak kapan terkumpul, baru sekarang kerasanya. Tidur pun rasanya ga nyenyak. Terlalu banyak beban pikiran yang sialnya ga penting-penting amat.

Buang-buang waktu.

"Mamah rapih gitu mau kemana?" tanyaku setelah meneliti penampilan Mamah. Gonjreng banget, tapi Mamah masih keliatan cantik sih.

"Cantik ga Mamah?"

"Engga."

"Ah kamu mah, ga pernah muju Mamahnya sendiri."

Aku tersenyum tipis.

"Ikut Mamah mau? Keliatannya kamu suntuk banget. Mending ikut Mamah yuk."

Alisku bertaut. "Kemana?"

"Berkunjung ke rumah calon besan. Ahaha!"

Mamah tertawa sendiri. Aku jelas engga cong! Apaan coba, besan apanya? Besan dari siapa? Besan dari aku gitu?

Aku malah mengedik merinding.

"Rheta ke kamar aja Mah. Bye~"

Tanpa menunggu respon Mamah, aku lanjut menaiki anak tangga. Mamah mendumel di belakangku, aku tau. Tapi biarin ah. Aku capek.

Pak LinggarWhere stories live. Discover now