45. ditelpon Mamah

20.1K 1.7K 19
                                    

ada yang nungguin?? 🙆

happy reading !!

***

RHETA POV

Tak lama aku menunggu pak Linggar pun datang dengan sebuah kresek market di tangannya. Dia menyerahkan kresek itu kepadaku.

"Sementara pake ini dulu," katanya.

Aku menerima kresek itu dengan mengulum bibir. Aaa! Bahagia banget deh. Aku terus menatapnya tanpa berkedip.

"Sana, kenapa masih diam?"

Aku nyengir kuda. "Makasih ya Sayang," ceplosku tanpa rasa malu.

Shit. Malah dia yang kayanya salah tingkah. Pak Linggar berdeham sekali, bertahan dengan raut datarnya.

"Sana. Saya tinggal nih."

"Ehh jangan dong...!" Aku kasih dia senyum paling manis yang pernah aku miliki. "Tungguin ya!"

Aku pun beranjak masuk ke dalam toilet, sebelumnya aku beri kecupan cintak dari jarak jauh kepadanya. Ahaha. Sumpah aku geli sendiri. Baru pertama kalinya aku bertingkah kaya abg ganjen gini.

Tapi gapapa lah. Kalo cowoknya modelan pak Linggar aku rela disebut apa aja. Kiwkiw.

Aku menyelesaikan segala urusanku di kamar mandi. Pantes aja aku mageran banget seharian ini, pelor. Nempel dikit molor. Ternyata dapet.

Keluar dari tempat itu, pak Linggar terbukti stay nungguin aku sampai selese. Aku segera menghampirinya.

Sebenarnya aku sungkan. Aku juga bingung celanaku kotor gini, gimana cara duduknya nanti. Bisa-bisa ngotorin jok mobil pak Linggar.

"Pak," panggilku.

Dia menoleh lalu berdiri tegap dari sandaran di tembok.

"A-ayok. Aku udah selesai." Tuh kan ngomong aja jadi gagu. Tadi lancar banget godain om-om ini.

"Sebentar." Pak Linggar menahanku agar diam di tempat.

Aku memperhatikannya terus. Hingga di waktu dia melepas jas hitamnya, aku langsung melotot.

"Pake ini, ikat di pinggang kamu."

Omoo!

Oksigen mana oksigen! aku butuh asupan buat paru-paruku sekarang!!

Huaaa. Ga bisa biasa rasanya, padahal dulu dia sering perhatian. Tapi kali ini sensasinya bedaaaq. Mengingat aku udah terlalu jahat sama dia. Terus juga ceritanya kan dia lagi ngambek.

Tanpa disuruh dua kali aku segera mengikat jas itu. Lagi-lagi aku tersenyum manis.

"Udah. Ayok!"

Sepanjang menuju mobil aku memeluk erat lengannya. Sambil berceloteh ria, tapi pak Linggar kembali cuek. Ish.

Kami masuk ke dalam mobil. Kinan yang tadinya sibuk nyemil, menoleh ke belakang.

"Udah lega?" tanya Kinan.

Aku mengangguk. Tentu udah! Ehehe.

"Nih makan dulu buat ganjel perut." Kinan menyerahkan paper bag yang isinya ada burger dan kentang goreng. Disusul sebotol air meneral darinya.

"Makasih mba."

"Sama-sama."

Aku mulai larut dalam makananku. Huahh. Laper banget karena tadi abis ngampus belum sempet makan.

Aaagh!

Kontan aku menutup mulutku dengan tangan. Sialan. Barusan aku sendawa. Ada Kinan dan pak Linggar!!! Ih image ancur, image...

Pak LinggarWhere stories live. Discover now