03. kecelakaan

40.5K 3.1K 11
                                    

update lagi dongg. Haha. *malah aku yg seneng:)

walaupun ga bisa double tapi insyaallah besok bakal update lagi.

Happy reading !!

***


RHETA POV

Jangan tanya gimana keadaanku sekarang. jelas karena tragedi siang itu, hari-hari kuliahku jadi tidak tentram lagi. ada banyak pasang mata mba-mba yang menatapku sinis.

gila. apa segitunya mereka sama pak dosen itu? tidak tau aja mereka kalau salah mengidolai orang.

woi dia orang yang waktu itu nabrak gue terus ga tanggung jawab!!

ah percuma juga. bahkan Arumi dan Alya yang notabennya sahabatku, aku ceritain tentang itu, mereka malah ga percaya. kan kampret namanya.

malam ini atas dasar kejenuhan dan kebetulan tidak ada tugas, aku berencana mengajak Arumi dan Alya ke tempat ajeb-ajeb. biasanya mereka paling semangat tuh kalo diajak ginian. kata mereka: lumayan, sapa tau ada om ganteng tajir terus kepincut.

aku membolakan mata. well, tempat ajeb-ajeb kita memang bukan tempat kelas ekonomi. jadi yaa sorri-sorri to say...

sombwng amat!

haha.

aku menghubungi nomer Arumi dan Alya. dua-duanya berdering, secara bersamaan mereka menerima panggilaku.

"HOI!"

aku reflek memejamkan mata medengar seruan Arumi.

"Biasa aja, ga usah ngegas!"

"Rheta... Rheta yuhuyy. babe!" Alya bersuara tapi ga ada gambarnya. cuman remang-remang doang. anjir ini mereka lagi di mana sih??

aku baru sadar waktu dengar suara dentuman dari sebrang sana. "Lo berdua dugem ga ajak-ajak gue?!"

mataku melotot tak santai.

"Katanya lo udah tobat. yaudah ga gue ajak! sumpah di sini rame banget Ta, dj yang waktu itu gue ceritain dateng lagi ternyata!"

"Iya Rheta!! sini nyusul!!"

aku langsung loncat dari sofa depan tv, lari ke kamar buat siap-siap pergi. "Gue otw!!"

panggilan aku putus. aku dandan cepet aja, pake gaun terbuka sana-sini jadinya cepet waktu pakainya. tak lebih dari sejam aku sampai di tempat penuh setan itu.

huah. suasana yang khas banget. aku rindu suasana ini. dulu waktu SMA aku sering tuh, diajakin Arumi party begini. lalu semenjak masuk masa kuliah, aku jadi jarang lagi karena tuntutan banyak faktor.

beda sama Arumi yang emang hobinya ngedugem.

mataku menyisir setiap sudut, mencari di mana Arumi dan Alya. biasanya mereka suka joget-joget di dace floor. tapi aku liat ga ada. huh.

yaudah kalo mereka ga ada, aku masih bisa minum minuman sendiri kok. aku duduk di depan meja bar. dengan kaki yang ditumpuk satu, membuat pahaku terumbar. aku tidak peduli.

aku minum-minum sendiri sampai lupa daratan. lima gelas minuman alkohol sudah aku habiskan.

Inginnya malem ini mabok, berarti lima gelas belum cukup. kemudian aku menenggak habis gelas ke enam.

"Arrgh." sensasi seru di tenggorokanku membuatku mengerang.

"Semua gara-gara cowok sialan itu," aku mendesis kala bayangan dia muncul di otak.

apa-apaan pake muncul-muncul?!

"Ga peduli dia dosen apa bukan, sekali salah tetep salah. dia kudu minta maaf sama gue!"

"Gara-gara tikusnya pada ilangan, matkul gue diulangg! huaa Mamahh anakmu telat lulusnya inii."

tiba-tiba pundak polosku ditoel oleh orang, begitu menoleh ternyata Arumi.

"Udah mabok belom?" tanya Arumi sambil menaik-turunkan kedua alisnya. Maksudnya apa nih?

"Belom. baru pusing doang."

"Dimabokin lah! Katanya mau mabok."

"Sarap."

Arumi terkekeh lalu sekejap berhenti. "Eh Alya mana nih, Alya?" Dia celingukan ke kanan-kiri.

"Eh Ta, lo liat kagak? Anak itu kalau ilang bisa abis gue di tangan abangnya. aduhhh," keluhnya pada ku.

"Sukur. salahnya, bawa bayi kok ke tempat ginian. diculik lah pasti." sengaja aku komporin Arumi biar makin panik.

"Sialan. serius ini gue anying... masih sayang nyawa elah gue, belum juga kawin masa mati duluan ditangan Bang Dirga. ga mauu."

"Cari sana, gue mau balik."

"Eh si anying. bantuin dodol!"

"Ogahh. kan elo yang nyesatin dia, kudu tj jadi orang." aku terkikik pelan melihat wajah gelisah Arumi.

sebenarnya bang Dirga ga semenyeramkan itu. tapi ga tau kenapa, kalo sama Arumi bang Dirga bisa sinis banget. aku juga heran. sama aku mah bang Dirga ramah-ramah aja tuh.

owh aku tau, paling karna bang Dirga tau kalo Arumi toxic banget orangnya. haha. canda Arumi.

Aku pun beneran pergi ninggalin dia yang kelimpungan cari Alya. Bukan apa-apa, ini kepalaku udah mulai berat. kalau ga cepet-cepet pulang bisa teler di tempat yang salah. terus Arumi makin repot. kan kasian.

Tuh gue mah baek Rum, ga mau bikin lo double repot.

aku masuk ke mobil bergegas pulang. sepanjang jalan hanya ditemani musik agar ga bosen dan ngantuk.

tapi dugaanku salah. aku malah makin ngantuk dan pusing. mataku pedes banget. rasanya kaya abis begadang 7 hari 7 malem. Anjay ga tuh??

asli ngantuk banget ini cuy!

Tolonggg!

mau berhenti di hotel tapi mana sempet?? ngurus ngantuk ini aja udah repot. pake segala cari hatel. kepalaku sudah terkantuk-kantuk. Ya Tuhan...

Tiba-tiba dari arah lawanku ada sorot cahaya yang menyilaukan. Mataku memincing melihatnya.

Entah cahaya apaan itu. mungkin cahaya ilahi? Aku terus menekan laju mobil kesayanganku.

Tinnnn

"Astaga!" aku terkejut bukan main. kenyataannya lampu itu adalah lampu mobil!

Spontan aku banting setir menghindari mobil itu. Tapi sayang pembatas jalan ga bisa aku hindarin.

Cittt

BRAK!

Suara nyaring dari aduan beton jalan dan mobil bagian depan sangat memekak di telinga. Dadaku dibuat bergemuruh hebat. Ingin nafas dengan normal aja begitu sangat sulit.

Apa aku bakalan selamat? Pusing di kepalaku nambah jadi dua kali lipat sekarang.

"Mamah..." lirihku sangat lemah. Berharap dalam hati kalau-kalau ada malaikat turun lalu menyelamatku alih-alih mengambil nyawaku.

Pelan tapi pasti pandangan mata yang awalnya ngeblur, kini berubah gelap.

Gue meninggall??

Pak LinggarWhere stories live. Discover now