38. semakin rumit

18.8K 1.7K 29
                                    

mulmed nya disetel jangan lupa 😂

happy reading !!

***

RHETA POV

Rasanya kaya tertimpa suatu bencana besar. Mamah ga kira-kira sama anaknya sendiri.

Entah atas dasar apa aku dijodohin sama Bisma. Dikira aku ga bisa cari calon suami sendiri apa? Dikira anaknya ga laku-laku gitu?! Hihhh. Sorri yah, yang ngantri mah banyak. Cuma ga aku ladenin.

Terus kenapa sekarang harus dijodohin??? Huaaaaa.

"ARUMIIIII!"

Aku nyelong masuk rumah Arumi yang tidak dikunci pintunya. Arumi muncul dari dapur dengan membawa spatula, aku langsung memeluknya.

"Huaaa Arumii...." Aku menangis tersedu-sedu di sana.

"Apaan sih? Lo kenapa heh?!"

Hiks.

"Gue dijodohinnn...!"

Sedetik.

Dua detik.

"APA?!"

Tuh kan. Arumi aja kaget tau berita ini. Apalagi aku yang ngalamin. Gilakkk. Bener- bener yah Mamah. Tega banget numbalin anaknya sendiri. Makin yakin kalo aku ini anak pungut.

Hiks.

"Sama siapa Ta? Bukan pak Linggar?"

"Sama Bisma Mi! Bisma!!! Gila banget bokap gue. Huuuu."

Arumi diam. Dia mengusap punggungku mencoba menenangkan. Tapi aku ga bisa! Ga bisa tenang sekarang.

Mana ada orang bisa tenang begitu tau mau dijodohin?!

Hiks.

Gini amat nasib lo Ta...

"Lo udah makan belum? Makan dulu yuk. Ntar lanjut nangisnya."

Hiks.

"Gue laper Mi..."

Tiba-tiba kepalaku ditempeleng Arumi. Sialan. Aku balik jambak lah.

"Udah nangis, pake ga tau diri lo!"

Srootttt

Sengaja aku mengelap ingusku dengan kaos Arumi.

"Bangsat Rheta umbel lo ijo!!!!"

Aku terkekeh geli.

"Laperr, ayo buruan," rengekku agar dia berhenti ngomel.

"Makan nih." Arumi menyajikan 5 piring. Dua di antaranya berisi sayur kangkung dan ayam goreng. Sementara 3 piring lainnya kosong, wadah kita makan.

"Anjing panas." Aku mengumpat saat mengambil potongan paha ayam goreng itu. Nampak sangat menggiurkan.

"Dodol. Namanya juga baru mateng."

"Ga bilang lo," dengusku lalu aku menarik piring yang sudah Arumi isi dengan nasi.

"Sisa satu piring, buat siapa?" tanyaku sambil menyuir-nyuir daging ayam tadi biar cepat dingin.

Aku melirik Arumi yang ternyata sekarang lagi mesem. Idihhh. Reaksi macam apa itu??

"Jangan kaget ya nanti," ucapnya kembali senyam-senyum.

Nanjongg. Bukan style Arumi banget malu-malu gini. Biasanya kan malu-malu in.

Tok tok tok

"Lah siapa yang malem-malem namu?"

Arumi mengabaikan aku. Dia main lari aja ke depan. Di tempat aku hanya bergedik ga peduli. Mending isi perut dulu, laper bangett. Tadi waktu kabur kan belum sempet makan.

Pak LinggarМесто, где живут истории. Откройте их для себя