mabok extra part:")

34.4K 2K 87
                                    

Pak Linggar updatee

Udah siap baca?! Yuks merapat🤘😎

Happy reading!!!

***

Rheta termenung di dalam kamar mandi sehabis cuci muka bangun tidur. Permintaan pak Linggar semalam terus memenuhi pikirannya.

Apa gue beneran hamil lagi?

Anak gue bakal ada 4 gitu?

Bukannya Rheta mau nolak rejeki, tapi disaat umur anak-anaknya yang juga belum terlalu besar, bahkan Gina masih terlalu manja, Rheta merasa takut punya anak lagi. Tapi pak Linggar dan keluarga yang lain keliatan banget kalo masih ngarepin anak lagi dari Rheta. Apalagi Rheta dan pak Linggar anak tunggal dua-duanya. Orangtua mereka maunya punya anak selusin kayanya. Hem.

Tok tok tok!

"By? Kamu lagi ngapain?"

Rheta terjolak akibat suara pak Linggar dari luar.

"Iya, sayang! Ini aku udahan kok!" Tak lama Rheta membuka pintu kamar mandi dan sosok yang paling dicintainya itu berdiri menjulang di depannya.

"Kamu baik-baik aja? Kok lama banget di dalemnya?" Pak Linggar tidak bisa bohong kalo dia khawatir.

"Aku baik kok. Tadi sempet ketiduran aja di dalem." Cengir Rheta nampak bodoh. Pak Linggar membuang nafas panjang.

"Kamu engga bisa bohong sama aku, By."

Deg. Degup jantung Rheta mendadak tidak karuan.

"Apa karena ucapan aku semalam?"

"Eh engga! A-aku... Aku..." Rheta jadi linglung, bingung mau ngeles apa.

Pak Linggar meraih kedua tangan Rheta. Digenggamnya, menghantarkan perasaan hangat bagi keduanya.

"By, tatap aku." Pinta Pak Linggar. Rheta yang awalnya menunduk kini perlahan mendongak, menatap dalam-dalam mata sayu pak Linggar.

"Apa yang bikin kamu ragu gini?" Tanya pak Linggar.

"Engga tau..." Cicit Rheta membalas.

"Kamu takut?"

Rheta balas mengangguk pelan.

"Takut hasilnya positif atau negatif?"

"Aku takut dua-duanya..." Tanpa sadar mata Rheta berkaca-kaca. "A-aku takut punya anak lagi karena anak-anak kita masih pada kecil, tapi aku juga takut bikin kamu, mamah, papah, ayah, bunda kecewa."

Pak Linggar segera membawa Rheta kedalam pelukannya. "Maaf, permintaan aku bikin kamu repot ya..."

Rheta tidak menyangkal ucapan pak Linggar barusan. Pak Linggar tidak berhenti mengecupi pelipis Rheta.

"Kita hadapin sama-sama ya, By. Kamu jangan pernah ngerasa sendirian, ada aku selalu di samping kamu." Bibir Rheta bergetar, menahan tangisnya. 

"Sekarang kamu tes dulu mau kan? aku engga berharap lagi kok kalo hasilnya postif, tapi kita juga harus tau dia beneran ada atau engga. Aku liat tanggalan kamu sampe sekarang belum dapet-dapet kan? aku perhatiin kamu akhir-akhir ini juga beda, By." Pak Linggar tersenyum tipis membayangkan sikap aneh-aneh Rheta belakangan ini.

"Kalo sampe dia beneran ada tapi kita lalai, bukannya kasian dia, By?"

Rheta mengencangkan pelukannya di pinggang pak Linggar. Hatinya terenyuh saat kata dia di sebut. 

"A-aku mau tes, pak." 

"Beneran, By?" Agaknya pak Linggar terkejut sekaligus merasa lega. Rheta mengangguk pelan. 

Pak LinggarWhere stories live. Discover now