extra part dulu

23.4K 1.6K 16
                                    

Happy reading!!

***

Bukan tanpa sebab pak Linggar nanya demikian. Karena terakhir sikap Rheta yang nangis cuma karena perkara kecil, waktu hamil Gatya dan Gina.

Jadi tidak salahkan kalau pak Linggar duga Rheta hamil lagi?

Seketika tangis Rheta berhenti. Dia menatap pak Linggar dari bawah. "A-aku gak hamil kok, bulan kemarin masih dapet sesuai tanggal," ungkapnya dengan tatapan yang tidak santai.

"Kamu jangan nakut-nakutin deh! Huaaa! Masa aku hamil lagiii."

Astaga. Meski rasa curiga pak Linggar ada, dia tetap balas memeluk istrinya dan nenangin agar tidak nangis terus.

BRAK!

"Bunda aku udah mandiii!"

"Gina juga udah mandiii, bundaa."

Pak Linggar dan Rheta sama-sama menoleh ke arah anak-anaknya yang barusan muncul dari balik pintu. Garga, Gatya, Gina, kini mereka sudah nampak rapih dan wangi, makin keliatan kalau anak orang kayanya. Hem.

"Bunda nangis?" Tanya Gatya.

"Bunda kenapa Yah?" Tanya Garga.

"Bunda nangisin apa..." Sementara Gina matanya sudah berkaca-kaca, kepengen ikutan nangis.

Haduh, si bungsu memang paling sensitiv kalau ada masalah yang nangis dan sakit di keluarga.

Pak Linggar pun menjelaskan secara mudah ke mereka. "Bunda kecapekan karena nyariin ayah. Jadinya nangis nak."

Rheta masih sesegukan di dada pak Linggar. Entah apa yang bikin dia sesedih ini, tapi rasaanya Rheta tidak bisa berhenti nangis.

"Iya, Yah, tadi bunda heboh cariin Ayah. Bunda tanya sama kita tapi kita engga tau ayah di mana. Iya kan, Bang? Dek?"

Kini Garga dan Gina manggut-manggut setuju.

"Iya, ayah yang salah pergi gak pamit bunda. Besok kalian kalau mau pergi harus pamit sama ayah sama bunda dulu ya? Biar bunda gak nangis lagi, kaya gini."

Dengan nurutnya tiga anak menggemaskan itu mengangguk patuh. Kemudian mereka satu-satu beringsut mendekati Rheta sebelum akhirnya memeluk badan Rheta.

"Bunda jangan nangis lagi," kata Garga berusaha menyemangati ibunya.

"A-aku ndak mau bunda nangis, aku sedih liatnya," sahut Gina berusaha agar tidak menangis takut kalau bikin ibunya semakin sedih.

Terkahir, ucapan manis dari Gatya, "Bunda, aku janji gak nakal lagi."

Hanya itu. Gatya akan berubah jadi anak yang pendiam kalau bundanya lagi sedih. Bagi Gatya, lebih baik liat bundanya marah-marah, bawel tentang ini-itu. Daripada nangis seperti saat ini.

Jangan tanya gimana perasaan pak Linggar. Ada rasa bangga tapi juga terharu. Melihat anak-anaknya yang pelan-pelan beranjak dewasa. Garga, Gatya, dan Gina bisa begitu tulus menyayangi keluarga dan bijak dalam bersikap.

"Bunda udah gak nangis lagi kok." Rheta menatap anak-anaknya dengan perasaan haru.

"Makasih ya abang, adek, udah semangatin bunda."

Semuanya jadi tersenyum lebar melihat Rheta yang sudah tidak nangis lagi. Dengan lucunya, sekali lagi, Garga, Gatya dan Gina memeluk Rheta. Pak Linggar dan Rheta sampai terkekeh geli.

Tok tok tok!

"Ibu maaf, di bawah ada tamu." Suara Lisa dari luar membuyarkan interaksi keluarga kecil itu.

Pak LinggarWhere stories live. Discover now