7

2.1K 341 59
                                    

Minggu Pagi kembali datang, hari paling favorit bagi Nata, pagi hari yang menyegarkan tanpa harus ke kampus dan bermacet macetan, mengerjakan tugas atau latihan latihan yang membuat Nata Lelah,Walaupun sebenarnya Tugas masih tetap numpuk walaupun hari libur sekalipun.

Menghabiskan waktu di kamar itu sangat menyenangkan bagi Nata.

Nata masih terlelap dengan damai, Selimut membungkus seluruh tubuhnya.

Jam menunjukkan pukul 06.00

Mba Caca masuk ke dalam kamar Nata mengecek kondisi gadis itu.

"Nata."

Mba Caca mendekat dia melihat ujung mata Nata mengeluarkan air mata.

"Nata kamu kenapa?"Mba Caca menghapus air mata Nata.

"Nata bangun."

Nata membuka matanya.

"Mba Caca."

"Kamu kenapa?"

"Hah?"

"Kamu nangis."

"Masa sih."

"Astaga kamu bukin Mba Caca takut."

"Nata gakpapa kok, Mba Caca bisa keluar, Nata mau sendiri."Ucap Nata.

Mba Caca menghela Nafas

"Gak mau cerita?"

Nata menunduk."Mungkin Nata kangen sama Mama Papa, juga Bang Rio, Nata ngerasa kesepian."

Nata mememluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya.

"Tapi kan selama ini ada Temen temen kamu yang selalu ada sama kamu."

"Hmm tapi Nata ngerasa kosong."

"Nata mau sendiri hari ini."Ucap Nata.

Mba Caca mengangguk dan keluar.

Saat pintu tertutup Nata kembali merebahkan tubuhnya dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Mba Caca menuruni tangga dan terkejut melihat di ruang tamu sudah ramai

"Kalian?"

"Hehehehe Maaf Mbk kita tadi disuruh om Gery langsung masuk."Sahut Elvin

"Nata Pasti masih tidur."Ucap Sherin.

"Kita mau ajak dia jogging."Ucap Aka.

"Aduhh Maaf ya, tadi aja Mba Caca abis diusir sama Nata,dia gak mau diganggu hari ini,mau sendiri."Ucap Mba Caca.

"Yahh kenapa? Nata baik baik aja kan?"Tanya Adel.

Mba Caca mengangguk ragu.

"Kita sama sekali nggak membuahkan hasil."Ucap Elvin

"Gak bisa balikin Nata kita yang dulu."Ucap Sherin.

"Gue mau Nata gue balik."Ucap Sherin.

"Den gimana?"Tanya Nano.

"Maksud kalian apa sih Nata dulu yang mana?"Tanya Aka.

Ertha menepuk jidatnya."Udah nanti juga lo tau."

"Gue telfon deh siapa tau dia bisa dibujuk."Ucap Aka.

"Gue jamin Panggilan lo bakal ditolak seratus persen."Sahut Nano.

"Kita buktiin."

Aka menelfon Nata,semua menatap Aka membuat Aka menjadi harap harap Cemas.

Elvin,Nano,Ertha sudah menahan tawanya sudah siap diledakkan.

ENDPOINT [HIATUS]Where stories live. Discover now