36

1.8K 305 205
                                    

Pukul 20.00 Nata hanya diam di tempat tidurnya, menatap langit langit kamarnya dalam keheningan.

"Nay kangen sama El."Nata berdiri mengambil hoodie dan keluar lewat pintu belakang.

"Mama sama Papa gak akan marah kan ya, Nata keluar diam diam."Gumam Nata.

Nata dengan hati hati mengambil sepeda yang sudah lama tidak dia pakai, mengayuh sendirian menuju pemakaman.

Sedangkan Gery ada urusan di kediaman Addison,jadi dia hanya bersama Mba Caca,dan Mba Caca ada di kamarnya beristirahat.

Jauh, tapi Nata tak perduli.

"Nay berasa main sepeda bareng sama El, kayak dulu."Nata terkekeh.

15 menit Nata sampai, tak ada rasa takut dalam diri Nata.

"Loh Nona, kenapa malam malam kesini?"Tanya penjaga pemakaman yang sudah hafal.

"Gakpapa."

"Boleh saya temani?"

Nata mengangguk.

Penjaga pemakaman itu berdiri cukup jauh, memberi Nata Privasi.

"El kaget nggak, Nay datang malam malam kesini."

"Harus kaget dong, Nay kesini naik sepeda tau."Nata berjongkok.

"Nay bosen sendiri, Nay kesepian El."

"Bisa nanti El temani Nay pulang?"

"Ohhh ya, liat Nay pakek hoodie punya El."Nata merentangkan tangannya.

Nata diam sejenak.

"Jangan bilang Mama sama Papa ya El, kalau Nata diam diam kesini malam malam."

"Nanti mereka ngomel."Nata terkekeh.

Nata menarik nafasnya."Cape juga naik sepeda."

Nata duduk bersila dan mengusa batu nisan Elang."I miss you my Boy."

****

Alden tengah berbicara dengan Saga dan Alyn lewat virtual, membicarakan tentang proyek mereka.

Pandangan Alden jatuh pada layar laptop nya yang menunjukan lokasi seseorang.

"Lanjut besok."Ucap Alden memutuskan sambunan dan segera mengambil kunci mobil.

Alden berdecak saat melihat ternyata di luar Hujan.

"Nona bisa berteduh di tempat saya, sambil menunggu reda."Ucap penjaga pemakaman mendekati Nata.

Nata hanya diam di tempatnya.

Penjaga pemakaman yang sudah tua pun dengan tergesa gesa ke pos dan mengambil payung, namanya juga sudah tua butuh waktu lumayan lama, hujan yang deras pun sudah membuat tubuh Nata basah kuyup.

"Nona, Bapak mohon nanti Nona sakit."Ucapnya setelah kembali memayungi Nata.

Gakpapa pak, udah basah juga."

"Bapa masuk ke pos aja."

"El kedinginan ya pasti."Nata mengusap batu Nisan.

Dari jauh penjaga pemakaman melihat seseorang, dia mengangguk dan pergi.

"Gue gak bisa pakek perantara perantara lagi."

"Mau sampe pagi."Suara berat mengalihkan perhatian Nata.

Nata mendongak dan samar samar dia melihat laki laki dengan payung hitam.

Dia tidak bisa melihat dengan jelas karna terhalang air hujan.

ENDPOINT [HIATUS]Where stories live. Discover now