Hahhhh cape gue, lanjut besok ya Nat."Sharin bersandar pada kursi.
Mereka mengejar deadline tugas.
"Nanggung."Sahut Nata.
"Udah jam 5, gue rindu dengan kasur empuk."
"Nih pahami yang ini."Nata menggeser laptopnya.
"Udah gak muat otaknya."Keluh Sherin.
Nata menghela nafas.
"Besok ya ya ya ya."Sherin mengerjapkan matanya.
"Oke fine."Nata membereskan barang, begitu juga Sherin.
Mereka keluar dari perustakaan.
"Lo sama siapa Nat?"Tanya Sherin.
"Gampang."
"Udah sana."Nata mendorong Sherin pelan.
"Sama gue aja yok."
"Gak."
"Yaudah hati hati, sampai rumah bilang."
"Ya."
"Byeee muahhh."Sherin masuk ke dalam mobil jemputannya.
Nata masih berada di area kampus, dia meregangkan ototnya dan melihat sekitar.
"Gak ada tanggungjawab nya."Gumam Nata.
"Siapa?"
Nata tersentak dan menoleh ke belakang.
Nata berdecak dan berjalan pergi.
"Gaada Taxi."Ujar Alden.
"Cari lah."Nata mengeluarkan ponselnya.
"Oke."Alden berjalan mendahului Nata masuk ke dalam mobil.
"Sial."Nata ingin rasanya membanting ponselnya yang kini mati.
"Biasa juga jalan."Ucap Nata.
"Ahh tapi gue cape."
Nata menatap kesal Alden yang kini menatapnya.
"Cepat!"
Nata menutup pintu mobil dengan kencang.
Tak ada obrolan sama sekali. Mobil memelan saat sampai di kedai ice cream.
"Turun."
Mereka berdua turun.
"Iya, Kak mau pesan rasa apa?"
Nata melirik Alden, Alden memberi isyarat dengan kepalanya agar Nata memilih.
Nata dengan wajah kesal menunjuk variant yang dia mau,dia memilih ice cream bucket dengan beberapa rasa, ice cream Cake, Blizzard greentea, juga beberapa lagi, dia melampiaskan kekesalannya.
YOU ARE READING
ENDPOINT [HIATUS]
Teen FictionYANG BELUM BACA EVANISH BISA BACA DULU,BIAR GAK BINGUNG SAMA ALUR CERITA INI. Gadis yang merasa kehidupannya semakin rumit,dia ingin bangkit tapi kembali dijatuhkan,kembali terjatuh. Gadis yang membeci takdirnya. "I will find the endpoint in my life...