25

1.8K 324 249
                                    

'Pertemuan yang akan menjadi obat untuk masing masing'

***

Dua hari setelahnya, Nata hanya berdiam di kamarnya, tidak berbicara dengan siapapun.

Makanan pun tidak di sentuh sama sekali, membuat Airin dan Arga bingung.

Akhirnya bagaimanapun caranya Arga membawa Mario pulang untuk sementara.

Dan disinilah Mario baru saja sampai dia berdiri di teras dan menatap ke atas melihat adiknya yang duduk di balkon.

"Nata."

Nata mengerutkan alisnya memperjelas pandangannya

"Bang Rio."

Nata langsung berlari turun.

Grep.

Nata langsung menubruk tubuh Mario memeluknya erat membuat Mario sedikit terhuyung ke belakang.

"Kenapa balik?"Nata menyembunyikan wajahnya di pundak Mario.

"Pertanyaan macam apa itu, kangen sama Adik gue lah."Sahut Mario.

"Mama sama Papa."Lirih Nata.

Mario memejamkan matanya sejenak, dirinya pun sama hancurnya, Dia sangat khawatir, tapi dia tidak bisa berbuat apa apa, atas takdir yang sudah Tuhan tentukan.

Kalaupun Mario tahu, dia tidak akan menginzinkan orang tuanya pulang saat itu.

Karna Nata yang tidak mau melepas akhirnya Mario mengangkat tubuh adiknya, Nata melingkarkan kaki nya di pinggang Mario.

"Mama sama Papa gak akan tinggalin kita kan Bang?"

"Gak akan, mereka akan selalu di hati kita."

"Gue mau mereka di samping gue secara nyata."

Mario mengusap pundak Nata, dia pun bingung harus menjawab apa.

Airin dan Arga yang melihat itu tersenyum tipis.

"Setidaknya kembali nya Mario bisa sedikit membantu Nata."

Arga mengangguk.

"Dek, lo masih punya gue, Gue gak akan tinggalin lo, janji."

"Mama sama Papa gak akan suka liat lo gini."

"Takdir emang kejam tapi pasti ada hikmah yang bisa kita ambil."

"Lo harus kuat, kita semua ada disini, banyak orang di sekitar lo yang sayang sama lo."

Hening, tak ada sahutan dari Nata.

"Astaga, malah tidur."Ucap Mario.

Airin menghampiri keduanya.

"Efek obat ini, kamu bawa ke kamar gih."Ucap Airin.

Mario menangguk.

Mario menaiki anak tangga perlahan.

"Kenapa lo harus ngerasain kehilangan lagi sih Dek."

Mario menutup pintu kamar Nata.

"Om gimana?"

Arga menghela nafas."Tidak ada yang selamat,dan Om sedang mengurus proses pemakaman nya."

"Tapi Om belum bisa kasih tau Nata."

Mendengar Itu Mario merasa menelan pil pahit.

Arga menepuk Pundak Mario."Yang kuat kita semua ada buat kalian."Ucap Arga.

ENDPOINT [HIATUS]Where stories live. Discover now