46

1.6K 262 157
                                    

Pukul 08.00 Nata baru saja bangun dia menuruni anak tangga dengan meregangkan ototnya.

"Mba Caca." Panggilnya.

Nata menengok ke arah kursi yang biasa digunakan menonton TV, Nata kembali berjalan menuju dapur tapi sedetik kemudian dia berhenti dan kembali menoleh.

"Al!" Kaget Nata.

"Jam berapa?"

"Baru jam delapan." Sahutnya menuju dapur dan mengambil Soda.

"Siapa yang ngajarin?" Alden merebutnya Soda dari tangan Nata.

"Otodidak." Sahut Nata.

Alden menatap Nata tajam.

"Dikit aja."

"Gak bagus."

Nata mendengus dan duduk di kursi menopang dagunya.

"Mba Caca mana? Lo banyak aturan."

"Gue suruh pulang." Sahut Alden.

Nata mendelik."Hah kenapa!"

"Mandi, kuliah." Datar Alden,tak menjawab pertanyaan Nata.

Nata menelungkupkan wajahnya di meja, pagi ini sangat menyebalkan.

Alden menarik kursi Nata membuat Nata terkejut.

"AL!"

"Hm."

Nata menghela nafas."Pokoknya gue mau Mba Caca balik."

Alden menatap Nata, Nata balik menatap dengan tatapan kesal jadilah mereka beradu tatap.

"Oke." Putus Alden.

"Awas!" Tunjuk Nata berjalan melewati Alden.

Alden menahan kepala Nata, membuat gadis itu menggeram.

"10 menit, kalau lebih perjanjian batal."

"Gak adil dong!"

"Mulai dari sekarang." Alden mengatur Timer.

"Al lo manusia gak punya hati!"

"Kalau buat yang lain emang gak ada, kalau lo beda lagi." Sahut Alden santai, membuat Nata yang akan menaiki tangga melotot kaget.

Nata mengerjap wajahnya bersemu.

"8 menit."

"YA!!" Nata berlari.

Nata turun menemui Alden setelah bersiap siap seadanya, demi kembalinya Mba Caca yang mendadak di pulangkan oleh manusia porselen.

Nata dengan wajah masam berdiri di depan Alden.

Dia memakai kau polos lengan pendek dengan jaket rajut, celana jeans biru dan rambut di cepol asal dan acak acak kan.

"Ayo!" Ketus Nata.

Alden masih diam menatap Nata.

"Apa, iya tau acak acak kan bodo amat males."

Alden mendekati Nata dia melepas ikat rambut Nata membuat rambutnya terurai.

"Kusut rambut gue." Nata merebut ikat rambutnya tapi Alden menghindar.

"Diam." Alden sedikit merapikan rambut Nata agar sedikit menutupi leher jenjang gadis itu dan memakaikan topi hitam milikknya.

"Jangan diikat." Ucap Alden.

Nata mendongak karna pandangannya tertutup topi.

"Gue gak bisa liat."

ENDPOINT [HIATUS]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora