34

1.7K 304 117
                                    

Pagi pagi sekali pukul 05.00 Mba Caca sudah panik, menuruni anak tangga dan memanggil Gery.

"Geryy, Nata gak ada dikamarnya!"

"Sudah di cari di di sekeliling rumah?"

"Saya tidak melihat Nona keluar dari tadi."Jawab Gery.

"Gak ada astaga, masalahnya kemarin malam Nata mimpi buruk lagi dan dia kambuh."

"Pintu belakang."Gery berlari dan mengecek, benar saya pintu terbuka.

Tanpa banyak biacara Gery keluar mengendarai mobil mencari Nata melacak posisi gadis itu.

Mba Caca segera menelfon Arga.

****

Di kediaman Addison.

"Nata kenapa?"Tanya Airin.

"I dont know,tapi kata Caca dia gak ada dirumah dan gak pamit."

Airin diam dan menelfon seseorang.

"Kamu telfon siapa?"Tanya Arga.

Airin tersenyum tipis."Ini kesempatannya."

Nata sampai di tujuannya dia berjalan sendirian langit masih sedikit gelap apalagi pepohonan yang lebat membuat cahaya sulit masuk.

Para bodyguard yang menjaga gedung itu menunduk.

Nata membenarkan letak topi hitamnya, dia menyembunyikan tangannya ke dalam saku hoodienya, jujurnya tangannya bergetar sejak tadi.

"Apa ada masalah, kenapa nona datang pagi sekali?"Tanyanya.

"Marrel."Ucap Nata.

Bodyguard itu mengangguk dan menemani Nata menuju satu ruangan.

Nata mengambil tongkat bisbol.

Ya Marrel ingat laki laki itu?

Marrel yang terlelap terbangun mendengar pintu terbuka.

"Ohh hai, gue bebas nih."Marrel menguap dan meregangkan ototnya.

"Natalie cukup lama juga lo tahan gue disini."Marrel berdiri.

Nata reflek mundur tangannya memegang erat tongkat bisbol yang dia sembunyikan di balik tubuhnya,Nata sekuat tenaga menahan tangannya yang terus bergetar.

"Jangan mendekat! saya sudah mandi." CANDAAA:)

Okey fokus lagi.

"Berhenti!"Peringat Nata.

Marrel terkekeh dan mengangkat kedua tangannya."Oke."

"Gue gak boleh lemah."Batin Nata.

Sial nya tubuh Nata tidak bisa di kendalikan rasa takut menerpa dirinya sekarang, dia memberanikan dirinya setelah bertahun tahun kembali berhadapan dengan laki laki ini.

"Kenapa? santai aja, kalau mau bunuh gue bunuh aja."

"Silahkan."Marrel bertekuk lutut.

"Gue siap merasakan setiap pukulan lo Natalie."Marrel menunjukan smirk nya.

Kemarahan Nata sudah meletup, matanya menajam.

"Sial!"Nata memukulkan tangannya ke dinding agar berhenti bergetar membuat punggung tangannya berdarah.

Nata mengangkat tongkat bisbolnya.

"Gue gak akan buat lo mati dengan mudah,Marrel!"

Bughhh

ENDPOINT [HIATUS]Where stories live. Discover now