51

4.5K 366 487
                                    

Hari ini terlihat mendung dan suasa terasa sendu, jam menunjukan pukul 07.00 tapi matahari tak memancarkan cahaya secerah biasanya.

Suasa yang sangat nyaman untuk merenung, seperti Nata sekarang sejak satu jam setelah bangun Nata hanya diam melamun duduk di atas tempat tidurnya, angin berhembus kencang sepertinya pagi ini akan hujan.

Nata akhirnya bangkit dan menuju kaca, dia menatap pantulan dirinya.

"Bener kata Al, gue cuman hancurin hidup gue sendiri."

Mba Caca mengetuk pintu dan memberitahu jika ada Aka di bawah.

"Bilang Nata ada kelas siang, gak udah jemput."

Nata melihat Aka dari jendela.

"Gue gak mau nyakitin siapa pun, sorry Aka." Gumam Nata.

Nata menemui Mba Caca.

"Minum dulu vitaminnya." Ucap Mba Caca.

Nata memutuskan untuk sarapan sedikit dan membantu Mba Caca mencuci piring.

"Mba Caca soda yang Nata sembunyiin di kulkas mana?" Tanya Nata.

"Di ambil sama Alden."

Nata menghela nafas dan kembali duduk di kursi mengambil apel dan memakannya.

"Mba Nata jelek ya, gara gara kurusan?" Tanya Nata tiba tiba.

Baru Mba Caca hendak menjawab suara seseorang membuat keduanya menoleh.

"Siapa yang bilang!"

Mba Caca menyenggol Nata dan tersenyum, dia memilih pergi meninggalkan dua sejoli itu.

Nata meletakkan kepalanya di meja tak mau menatap Alden dia masih kesal dengan laki laki itu. Alden duduk di samping Nata, diam menunggu gadis itu bicara.

Hening cukup lama, Nata sangat malas hari ini.

"Hey." Alden mengusap kepala Nata.

Nata menolehkan kepalanya menghadap Alden.

"Gue males jangan bikin gue kesel." Ucap Nata berdiri tapi Alden menariknya agar tetap duduk.

"Kenapa?"

Nata menghela nafas."Kemarin!"

"Gimana nanti gue bisa tidur Alden kalau semua lo ambil obatnya."

"Kenapa gak beli lagi?"

"Gue tau itu percuma, lo bakal geledah dan introgasi gue sampe lo dapetin apa yang lo mau."

"Mau gue sembunyiin kayak apa bakalan lo temuin."

"Orang soda gue sembunyiin banget tapi lo bisa ambil." Nata mendumel.

Alden memalingkan wajahnya."Jangan konsumsi obat itu lagi."

"Gue larang apa yang gak baik buat lo."Ucap Alden serius.

"Tapi gue gak bakal bisa tidur kalau gak ada itu."

"Lo akan ketergantungan kalau terus kayak gini." Alden menatap Nata tajam.

Nata menunduk, Alden menatap Nata."Nanti jadwal therapy."

Nata hanya diam dan menurut, percuma dia menolak tidak akan berhasil.

"Al." Panggil Nata.

"Hm?"

"Hubungan ini aneh gak sih?"

Alden menoleh dan bertanya apa maksud Nata.

"Lo tau semua tentang gue, bahkan masa lalu gue yang gue tutup rapat, gue gak tau, lo tau itu darimana."

ENDPOINT [HIATUS]Where stories live. Discover now