20

1.9K 315 73
                                    

Alden sudah siap dengan kemeja lengannya di gulung di tambah  jeans juga sneakers nya.

"Mau kemana?"Ferro menepuk pundak Alden.

"Urusan."

"Tumben gak pakek selop kesayangan."Ferro bersedekap.

"Dicuci."

"Astaga Se Cinta itu sama itu Selop."Ferro menggelengkan kepalanya.

Alden berjalan keluar.

"Syutt."

Alden menoleh dan menaikkan alisnya.

"Papa yakin kamu bisa atasi masalah ini. "

Alden mengacungkan jempolnya dan pergi.

Dengan mobil sport hitamnya, Alden keluar pekarangan rumahnya, mengendarai mobil nya dengan kecepatan tinggi.

15 menit Alden sampai, memarkir mobilnya lumayan jauh dari restaurant, karna hari ini cukup ramai.

Lampu mobil gemerlap dimana mana, bunyi klakson mobil saling bersahutan.

"Weekend gini, pasti ramai."Nata gadis itu berjalan sendiri di trotoar, dia hendak ke Supermarket.

Dia sengaja berjalan,karna itu membuatnya nyaman walau jaraknya lumayan jauh dari rumahnya. Tapi tanpa gadis itu tau Gery selalu mengikuti dari jauh.

Nata mengerutkan alisnya saat melihat di sebrang jalan ada keributan.

"Kok gak ada yang lerai, heran sama manusia jaman sekarang, bukannya ditolong malah jadi tontonan."

Nata menyebrang jalan dan mendekati dua orang yang sedang cekcok.

"KALIAN BUBAR SEMUA!"

"Apa sih bocah kecil ikut ikut."Dumel orang orang.

"Daripada situ tua, otak gak punya!"Ketus Nata.

"Maaf Pak, saya tidak sengaja bagaimana mungkin mencelakai bapak."

Nata menghampiri seorang kakek dan pria paruh baya yang tengah cekcok itu.

"Halahh tua ngrepotin bayak alasan, ganti rugi!"

"Kakek gakpapa?"Tanya Nata.

"Iya Nak."

"Yaudah saya antar, kakek mau kemana?"

"Jangan ikut campur bocah ingusan."Tegas Pria paruh baya itu.

Nata mendongak dan menatap pria paruh baya itu tajam.

"Meskipun bapak berdasi berduit,tapi gak bisa seenaknya sama orang."

Pria paruh baya itu menunjuk Nata tajam.

"Diam!"

"Bapak cuman besar besarin masalah."Sahut Nata

"Ayo Kakek."

Pria paruh baya itu menarik Nata.

"Bapak gak malu,dengan pakaian yang rapi berwibawa dan mewah,tapi sikap bapak kayak gini."Sinis Nata.

"Siapa Anda? Dia kakek Anda?!?!"

"Menolong seseorang apa harus ada hubungan keluarga?"

"Kakek tua ini harus tanggungjawab,karna sudah menabrak mobil saya."

Nata mengerutkan alisnya, dan matanya jatuh pada luka di siku si Kakek.

"Kakek yang menabrak, atau Anda?"Nata menaikkan alisnya.

Pria paruh baya itu terlihat panik.

"Ahhh sudahlah, anak siapa sih,keliaran malam malam!"

"Manager Kris?"Suara berat dari belakang mengalihkan perdebatan mereka.

ENDPOINT [HIATUS]Where stories live. Discover now