13

2K 355 156
                                    

"Nat lo kenal?"Tanya Sherin duduk di depan Nata.

"Rekan kerja Papa."Sahut Nata membuka bukuuntuk mengalihkan pikirannya.

Sherin mengangguk dan menatap Nata.

"Tapi kok emm...."

"Syut."Peringat Nata karna mereka di perpustakaan.

"Ups lupa."

"Gila gue harus stalk dia nih."Ucap Sherin.

"Terserah."

Elvin, Ertha dan Nano yang baru sampai di kampus.

"Ehh gedung sebelah kayak rame rame apaan sih"Heran Ertha.

"Mau tau jawabannya?"Tanya Elvin.

Ertha mengangguk.

"Kita liat."Ucap Elvin.

"Gue Telfon Raiden sama Elvan biar langsung ke gedun Nata."Ucap Elvin.

Mereka sudah berada di gedung dimana keramaian sedang terjadi,dengan malas Elvan dan Raiden datang.

"Kenapa sih!"Kesal Elvan.

"Bentar aja kenapa,kalian ada kelas juga agak sianagan."

Mereka melihat dua orang laki laki yang sedang berjalan bersama Rektor juga orang penting lainnya.

"Raiden."Ertha mendekat Ke Raiden.

"Liat liat,ini gue gak salah liat kan?"Tanya Ertha.

"Apaan sih?"Tanya Nano.

Raiden memincingkan matanya.

"Nata."Gumam Raiden menghubungi Nata.

"Nata kenapa?"Tanya Elvin.

"Jadi itu tuh Cowo, Nah tuh yang sampingan sama Rektor."Tunjuk Ertha.

Semua memperhatikan."Iya kenapa?"

"Nah dia cowo yang sama yang beberapa tahun lalu sempet Nata tarik pas dirumahnya,Nata kira dia itu Elang."Jelas Ertha.

"Ya salah paham gitu lah,ternyata dia rekan kerjanya Bokapnya Nata,mungkin waktu itu Nata masih syok jadi dia gak bisa fokus."Ucap Ertha.

"Ke Perpus."Ucap Raiden.

"Anakonda belum dateng nih?"Tanya Nano.

"Ada kelas pagi."Sahut Raiden.

Nata dan Sherin menoleh saat kelima laki laki itu masuk ke perpustakaan.

Raiden menatap Nata, Nata mengangguk samar.

Raiden duduk di samping Nata."Belajar apa?"

Sherin menatap Raiden dan Nata, Sherin menghela nafas.

"Sarapan dulu yok."Ajak Nano.

"Ogah."Sahut Ertha.

"Ayolahhh."

"Maksa ya lo, pesen aja lah."Sahut Ertha.

"Ide bagus pesen cepet."Ucap Elvin.

"Ini Perpustakaan. "ucap Elvan mengingatkan.

"Ehh lupa, lo tuh kenceng banget ngomong nya."Elvin menyalahkan Nano dan Ertha.

Sherin menarik Ertha untuk duduk di sampingnya.

"Bisa diem nggak!"

Ertha menopang dagunya menghadap Sherin.

"Nggak bisa."

ENDPOINT [HIATUS]Where stories live. Discover now