5. Ayah Kembali

17.8K 2.4K 393
                                    

Haechan baru saja keluar dari rumahnya untuk pergi bekerja. Ketika Haechan berbalik, dia melihat Mark yang baru tiba dengan mobil hitam berhenti di depan halaman rumahnya.

Mark keluar dari mobil dan menghampiri Haechan dengan tersenyum.

"Kau mau pergi bekerja?" Haechan mengangguk dengan wajah yang bingung. Muncul pertanyaan dalam pikirannya mengapa Mark datang ke rumahnya.

"Ingin berangkat bersama?" tanya Mark sambil menunjuk mobilnya dengan jempol. Haechan menggeleng,

"Aku naik bus saja."

Mark tampak tak setuju. Dia menarik tangan Haechan dan membawanya mendekat ke arah mobil milik Mark yang terparkir di depan. Haechan mengikuti Mark meski dirinya bingung mengapa Mark memaksanya.

"Aku ingin lebih dekat denganmu. Apa tidak boleh?"

'Aku ingin lebih dekat denganmu. Apa tidak boleh, ha?'

Haechan terdiam. Kalimat yang sama dengan nada yang berbeda.

Haechan menarik tangannya dengan cepat. Suara Min Hyung kembali muncul di pikirannya.

Mark melihat Haechan yang menarik tangannya. Tubuh Haechan tampak bergetar dan matanya bergerak gelisah. Mark sedikit kesal karena Haechan menolak dirinya, tapi Mark sadar jika mereka baru kenal beberapa hari lalu.

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk memaksamu. Apa aku menakutimu?"

Haechan menggenggam tangannya erat. Dia takut terhadap Mark yang mirip dengan Min Hyung. Haechan ingin menjauh dari lelaki ini.

"Aku harus pergi. Maaf, tapi tolong jangan datang ke rumahku seperti ini."

Setelah Haechan memberi isyarat pada Mark, dia berlari menuju halte untuk menaiki bus.

Mark berbalik untuk melihat Haechan yang telah berlari. Mark mengacak rambutnya. Dia hanya ingin lebih mengenal Haechan. Mark tidak tahu mengapa dirinya seperti ini, yang jelas sejak mata itu melihat dirinya, muncul rasa ingin dekat dalam diri Mark.

Selama hidupnya, Mark belum pernah memiliki kekasih. Dia tidak pernah menyukai siapapun. Dia tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Akan tetapi, ketika di restoran kala itu, ketika Haechan melihat dirinya dengan ketakutan,

Mark ... menyukainya.

Hari ini kelas Jisung masuk pelajaran olahraga. Pelajaran yang banyak disukai para siswa, berbeda dengan siswi yang lebih suka duduk di bangku penonton sambil berteriak menyemangati teman lelaki yang sedang bermain bola basket ataupun sepak bola.

Kali ini adalah latihan bermain bola basket. Para siswa di bagi menjadi dua tim. Chenle dan Jisung berada di tim yang sama, sedangkan Taehyun dan Bomgyu berada di tim yang berbeda.

Suara peluit terdengar, bola dilambungkan ke atas. Jisung berhasil mengambil bola dan memantulkannya di lantai. Jisung menyelip ketika Felix menghadang dirinya.

Suara decitan sepatu dan lantai terdengar keras bersamaan dengan bola basket yang dipantulkan. Jisung berhenti dengan jarak yang tak jauh dari ring. Dia menjinjit dan memasang ancang-ancang untuk melompat, tapi digagalkan oleh Taehyun yang melompat ketika bola dilemparkan.

Kini bola berpindah tempat. Tim Taehyun yang memiliki bola. Chenle berusaha mengejar bola yang dipantulkan Taehyun.

Beomgyu yang melihat Chenle berusaha mengejar Taehyun, berlari dan menabrak Chenle hingga terjatuh dan mengakibatkan siku Chenle terseret lantai.

"Maaf, aku tidak sengaja," kata Beomgyu. Chenle meringis, menyentuh sikunya yang terluka.

"Lemah," bisik Beomgyu dan kembali melanjutkan permainan.

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang