22. Ibu

10.8K 1.7K 61
                                    

Sebulan telah berlalu sejak pertemuan antara Haechan dan Renjun. Mereka telah bertukar nomor ponsel. Terkadang, Renjun akan mengirimkannya pesan dan mengajaknya bertemu disaat waktu senggang.

Sementara hubungan Haechan dan Mark mulai membaik sejak Jisung dirawat. Mark selalu membantu Haechan meski dia sendiri memiliki kesibukan.

Seperti sekarang, Mark berada di rumah Haechan. Duduk bertiga bersama Jisung sambil makan malam bersama.

"Ah, ya. Besok sekolahku diadakan rapat pertemuan wali murid. Aku tidak tahu untuk apa. Ayah, bisakah kau datang?"

Tanpa sadar tangan Haechan berhenti bergerak. Sumpit yang ingin dia gunakan untuk mengambil kimchi kembali dia tarik.

Dulu, saat Jisung belum masuk SHS, setiap kali ada rapat wali murid, Haechan selalu datang, tapi Jisung tidak akan berangkat sekolah. Dia akan menghabiskan waktunya di rumah menunggu Haechan pulang.

Tapi, kali ini sepertinya berbeda. Haechan merasa kecewa karena Jisung tidak bertanya padanya terlebih dahulu melainkan langsung bertanya pada orang yang tidak memiliki hubungan darah dengannya.

"Kenapa aku? Kenapa tidak meminta Haechan?" tanya Mark dengan wajah bingung.

Jisung melirik Haechan yang menatap ke bawah. Dia tahu Haechan merasa kecewa, tapi dia tidak punya pilihan. Jisung masih takut untuk membiarkan orang lain tahu bahwa ibunya adalah seorang lelaki.

"Aku sudah bertanya pada Ibu, katanya tidak bisa. Ya? Tolonglah Ayah. Datang besok, ya?" Jisung memasang wajah memohon. Mark melihat ke arah Haechan yang kembali mengunyah makanan. Kemudian dia berbalik melihat Jisung. Dia mengangguk, menyetujui permintaan Jisung.

Jisung berteriak senang. Haechan memperhatikan tingkahnya. Meski sakit, tapi Haechan tidak ingin anaknya merasakan rasa sakit juga.

Haechan mengambil beberapa lauk dan menaruhnya di atas mangkuk Jisung yang berisi nasi. Menyuruhnya untuk makan yang banyak.

Keesokan harinya, para wali murid mulai berdatangan. Chenle menunggu Renjun bersama Jisung di depan ruang kelasnya.

Rapat wali murid diadakan menurut kelas siswa. Jadi, untuk beberapa jam kedepan, para siswa diperbolehkan untuk melakukan kegiatan lain di luar kelas.

"Baba?" Jisung melihat ke samping ketika mendengar gumaman Chenle.

Renjun datang bersama Jeno. Chenle tersenyum senang dan berlari memeluk Jeno.

Jeno membalas pelukan Chenle dengan erat. Dia mengusap kepala Chenle dengan senyuman berada di wajahnya. Awalnya Jeno mengira Chenle akan marah dengan dirinya karena sudah lama tidak pulang. Tapi, apa yang terjadi sekarang membuatnya senang.

"Maaf, Chenle. Baba baru pulang sekarang." Jeno melepaskan pelukan Chenle dan melihat ke arahnya dengan wajah sedih. Chenle tersenyum hingga matanya menutup.

"Tidak masalah."

Jeno melihat ke orang yang berdiri di samping Chenle. Dia bertanya, "Kau Jisung 'kan?"

Jisung yang ditanya secara tiba-tiba menjawab dengan kaku. Dia tidak tahu mengapa Ayah Chenle mengetahui namanya.

"Dia pacarku, Baba."

Jisung hampir memukul kepala Chenle ketika dia mengatakan dengan wajah tenang. Jeno tertawa dan menepuk kepala Chenle dengan gemas.

Samar-samar terdengar bisikan dari arah belakang mereka. Renjun mendengar mereka berbisik seperti,

"Itu benar-benar Ibunya Chenle?"

"Chenle memiliki Ibu lelaki?"

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang