41. Maukah Kau Menerimanya?

9.3K 1.4K 157
                                    

Setelah kepergian Mark, Renjun kembali masuk ke dalam rumah Haechan dan mendapati Jisung tengah membersihkan sisa-sisa makanan mereka tadi.

"Chenle tidak turun?" tanya Renjun.

Jisung melihat ke atas sebelum menjawab. "Tidak. Mungkin dia sudah tidur."

Renjun mengangguk dan mengambil tasnya, bersiap untuk pulang karena malam sudah semakin larut.

"Paman pulang ya. Tolong jaga Chenle."

"Iya, Paman."

Jisung mengantar Renjun menuju pintu. Sebelum Renjun bersiap untuk keluar, dia terdiam sejenak.

"Kenapa, Paman?"

Renjun berbalik dan tersenyum kecil pada Jisung. "Jisung ... tolong jangan mudah percaya pada siapapun."

Jisung mengangkat kedua alisnya. Hari ini ada dua orang dewasa yang mengatakan sebuah kalimat yang tidak dia mengerti. Jisung melihat Renjun yang menatapnya sendu dengan senyum kecilnya. Jisung tidak ingin membuat paman kesayangannya sedih. Jadi, dia mengangguk sebagai jawaban.

Meskipun Renjun belum puas dengan anggukan Jisung, setidaknya hal itu bisa membuat Renjun sedikit tenang.

Setelah mengantar Renjun pergi, Jisung mengambil pizza yang dia simpan untuk diberikan pada Chenle. Kemudian dia menaiki anak tangga menuju kamarnya. Dia buka sedikit knop pintu dan melihat Chenle tengah berbaring di atas kasur sambil bermain ponsel.

"Kukira kau tidur."

Jisung menutup pintu dan meletakkan piring berisi pizza di atas meja belajar. Kemudian dia bergerak untuk menghampiri Chenle.

Jisung duduk di samping Chenle yang masih bermain dengan ponselnya. Dia membawa tubuhnya lebih dekat pada Chenle. Tangannya yang besar bergerak ke arah rambut Chenle. Mengelusnya dengan lembut sambil matanya menatap layar ponsel Chenle.

"Tidak makan?" tanya Jisung.

"Makan," jawab Chenle.

"Simpan ponselmu. Di meja sudah kuletakkan pizza."

Jisung berbicara dengan lembut dan itu terdengar seksi bagi Chenle. Jisung berbicara di dekat telinganya sambil menarik-narik kecil rambut Chenle.

"Tidak mau pizza."

Chenle meletakkan ponselnya dan mengangkat kepalanya sedikit untuk melihat Jisung.

Jisung menunduk. Melirik Chenle yang menatapnya. "Lalu mau makan apa? Ini sudah larut, tapi aku akan mencoba untuk mencarinya."

Chenle tersenyum. Dia menatap wajah Jisung yang begitu dekat dengan wajahnya. "Tidak perlu dicari," bisik Chenle. Jisung mengangkat kedua alisnya.

"Yang kuinginkan sudah ada di depanku."

Jisung menyeringai. Orang yang sedang menatapnya ini mencoba merayunya. Wajah dan suara Chenle ketika mengatakan kalimat itu membuat gairahnya meningkat.

"Jadi?" bisik Jisung.

Chenle tertawa kecil. Sambil menatap bibir Jisung dia menjawab, "Lapar."

Mendengar itu, Jisung langsung mengangkat tubuhnya dan melemparkan dirinya pada Chenle. Mereka berciuman dengan lembut. Debaran di dada masing-masing terdengar di telinga mereka. Suhu tubuh meningkat ketika tangan keduanya saling menyentuh.

Awalnya Jisung ingin memeluk Chenle karena dia sangat merindukan Haechan. Akan tetapi, Chenle malah menggodanya dan berakhir dengan mereka menghabiskan malam panas bersama. Melupakan sejenak masalah yang terjadi.

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang