40. Kebohongan (1)

8.7K 1.5K 67
                                    

Tidak tahu berapa lama hari telah berlalu, Renjun terus berusaha menghubungi Haechan. Akhir-akhir ini, Haechan tidak pernah membalas pesannya. Terkadang ponselnya tidak aktif jika dihubungi.

Awalnya, Renjun berpikir jika Haechan sedang sibuk sampai dia melihat Chenle hampir setiap hari menginap di rumah Haechan.

"Chenle, akhir-akhir ini Mama lihat kau selalu menginap di rumah Jisung. Apa kalian akan ujian jadi harus belajar bersama?"

Chenle berhenti dan berbalik untuk melihat Renjun. Dia akan menaiki tangga untuk masuk ke kamarnya sebelum pertanyaan Renjun menghentikan langkahnya.

"Jisung sendirian di rumah. Ibunya belum pulang."

Jawaban Chenle membuat kening Renjun mengerut. "Belum pulang? Memang Donghyuck kemana?"

"Di rumah Paman Mark."

"Mark? Kenapa di rumah dia?"

"Tidak tahu. Aku boleh pergi sekarang?"

Renjun mengangguk dengan kaku, merasa tidak enak karena telah mengganggu anaknya. Chenle terlihat terburu-buru ketika dia memasuki kamarnya. Malam ini dia juga akan menginap di rumah Jisung.

Setelah mendengar jawaban Chenle. Renjun merasa ada yang aneh. Haechan bukanlah tipe orang yang akan membiarkan anaknya sendirian dan pergi berkencan dengan pria, apalagi sampai menginap. Renjun menggigit kukunya berusaha berpikir dengan keras.

Ketika dia sedang berpikir, ponsel yang dia pegang sedari tadi bergetar menandakan ada seseorang yang menelponnya.

"Halo, Jisung?"

"Paman Renjun? Maaf mengganggumu. Apa Paman sibuk sekarang?"

Jisung jarang menghubunginya jika bukan tentang Chenle. Renjun dapat mendengar suara Jisung yang terdengar sedikit cemas.

"Tidak. Ada apa, Jisung? Ah, Ibumu ada di rumah?"

Tak ada jawaban dari sana. Renjun memeriksa layar ponselnya dan masih terhubung dengan Jisung.

"Jisung?"

"Paman. Sebenarnya ini hanya dugaanku saja. Sudah hampir dua minggu ibuku menginap di rumah Paman Mark. Aku curiga jika Paman Mark menculik ibuku. Mungkin ini terdengar lucu, tapi aku hanya takut. Ibuku juga tidak bisa dihubungi. Hanya Paman Mark yang menjawabnya. Aku juga tidak tahu dimana rumah Paman Mark."

Mendengar cara Jisung yang bercerita dengan terburu-buru dan terkesan ketakutan, Renjun mencoba menenangkannya dengan nada lembut. Jisung mulai merasa tenang dari cara dia berbicara.

"Tenang, Jisung. Paman akan membantumu. Jika Mark benar-benar menculik ibumu, aku yakin Mark tidak akan menyakitinya."

"Iya, Paman. Hari ini, Paman Mark akan datang ke rumahku. Bisakah Paman datang bersama Chenle ke sini? Aku takut jika berhadapan dengan Paman Mark sekarang. Tolong temani aku."

"Ya. Paman akan ke sana."

Setelah menutup telepon, Renjun pergi untuk mengambil kunci mobil dan melihat Chenle yang telah bersiap untuk menginap di rumah Jisung.

"Chenle. Mama ikut ya."

"Ha?"

Renjun mengabaikan kebingungan Chenle dan menyuruhnya untuk cepat-cepat masuk ke dalam mobil.

Tak berapa lama, mereka telah tiba di kawasan rumah Jisung. Setelah memarkirkan mobil, Renjun bersama Chenle mengetuk pintu rumah Jisung. Menunggu si pemilik rumah membuka pintu.

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang