45. Kebohongan (2)

8.6K 1.3K 108
                                    

Jisung tersenyum senang karena akhirnya dia bisa menghubungi ibunya. Setelah berbicara dengan Haechan —walau tak bisa dijawab langsung— Jisung sudah merasa cukup puas.

Dia menyimpan ponselnya setelah membaca beberapa pesan yang dikirim oleh Haechan. Mengatakan bahwa dia baik-baik saja dan Jisung tidak perlu khawatir.

"Kenapa kau senyum-senyum sendiri?" tanya Chenle. Wajahnya begitu datar saat melihat Jisung tersenyum sambil melihat ke arah ponselnya.

"Kau cemburu?" tanya Jisung. Chenle tak menjawab. Dia membalikkan wajahnya dan melihat ke arah dinding kelas.

"Hei, aku hanya membaca pesan ibuku. Kenapa kau merajuk?"

Jisung menarik pundak Chenle agar lelaki itu melihat ke arahnya.

"Benarkah?" tanya Chenle.

Jisung mengangguk sambil menunjukkan ponselnya. Chenle melihat ponsel Jisung sekilas. Kemudian menjatuhkan kepalanya ke atas bahu Jisung.

"Jangan selingkuh."

Jisung tertawa dan melihat Chenle. "Selingkuh apa? Aku hanya suka padamu."

Chenle melirik Jisung di atasnya. "Benarkah? Hanya aku?"

Jisung mengangguk yakin. "Ya. Kau juga cinta pertamaku. Eh, tidak. Yang kedua."

Mendengar bahwa dia adalah cinta kedua Jisung, Chenle langsung duduk dan menatapnya dengan kesal.

"Kedua? Siapa yang pertama?"

Jisung tertawa kecil melihat reaksi Chenle. "Ibuku. Baru dirimu."

Chenle ingin memukul wajah Jisung sekarang. Hari ini sudah dua kali dia cemburu pada orang yang sama dan itu adalah ibunya Jisung.

Chenle kembali merajuk dan menjatuhkan kepalanya di atas meja. Menutup wajah dengan kedua lengannya.

Jisung menjadi panik. Dia hanya ingin menggoda Chenle, tapi pacarnya ini malah merajuk kembali.

"Hei, maafkan aku." Jisung menggoyangkan tubuh Chenle agar dia berhenti merajuk. Chenle mengabaikan Jisung dan tetap menutup wajahnya.

Jisung mendekat ke arah Chenle dan berbisik pada lelaki itu. "Nanti, tidur lagi di rumahku, ya?"

Chenle mengintip dari tangannya. "Cium aku," bisik Chenle.

Jisung tertawa dan mengacak rambut Chenle. "Iya. Kau suka sekali kucium."

Chenle tersenyum di dalam lengannya dan kembali menutup wajahnya.

Bel pulang sekolah berbunyi. Chenle telah menghubungi Renjun, mengatakan bahwa dia akan menginap lagi di rumah Jisung.

Keduanya pulang menggunakan bus. Saling bercanda dan tertawa sepanjang jalan sampai mereka tiba di rumah Jisung.

"Eh? Paman Jaemin?"

Jisung berhenti berjalan saat dia melihat Jaemin berdiri di depan pintu rumahnya.

"Jisung!" Jaemin berlari ke arah Jisung dan memeluknya dengan erat.

"Paman."

"Jisungku! Jaemin sangaaattt rindu."

Jaemin memeluk Jisung dengan erat. Tidak membiarkan anak itu melepaskan diri.

"Paman, berhenti. Menggelikan sekali kau menyebut namamu sendiri."

Jisung mendorong kuat tubuh Jaemin agar lelaki yang lebih tua darinya itu melepaskan pelukannya.

"Uuu, Jisungku. Kau tidak rindu padaku? Berhenti memanggilku Paman. Terdengar seperti aku adalah adik ibumu." Jaemin berbicara dengan memajukan bibirnya. Seolah dia tengah merajuk pada Jisung.

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang